Sabtu, 30 Juni 2007

Cerpen : Surat untuk sahabat...

SURAT UNTUK SAHABAT
potret_dunia@yahoo.com / SyAzizah@gmail.com
Untuk sahabatku, semoga ini mampu mencerahkan hati yang sedang marah dan sedih...


Balikpapan, Ahad – 10 Dzulqo’idah 1427 H / 01 Desember 2005
Untuk sahabatku,
Ukhti Rani Anantasya

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, bagaimana kabar anti? Semoga selalu dalam lindungan-Nya. Amiin.

Saya ingin bercerita pada ukhti...
Sudah lama rasanya tidak pergi ke pantai, dan hari Kamis sore saya sempatkan untuk kesana. Entah kenapa, saya jadi kangen ingin pergi kesana...
Bertemu ikan hias yang kecil-kecil, memegang kerang kecil dan menaruhnya di atas telapak tangan. Dia tidak menggigit, keluar dari rumahnya dan berbisik pada angin, ia bisa melihat udara sore hari menjelang senja. Sayapun bermain sendirian, tidak peduli...mereka yang ada disana melihat saya seperti anak kecil.
Entah apa yang hilang dari saya. Menatap matahari senja, bermain air dan melihat gelombang, seolah saya menemukan suasana baru dan semangat yang hilang.
Sebelum hari itu, ada seorang siswi SMUN 1 bertandang dan menyapa. Dia sangat ramah dan lucu, namanya Hana. Darinya, meski hanya sebentar bertemu, saya belajar tentang keceriaan dan sikapnya yang santun.
Subhanallah...

Selepas dari pantai sore itu...saya berkeliling kota melihat suasana hiruk pikuk aneka kendaraan dan orang-orang yang pulang dari tempat kerja mereka.
Sepertinya sudah lama, saya tidak berbaur dengan mereka...
Saya juga mencari Andi dan teman-temannya beberapa hari ini. Namun tidak dapat saya temukan. Di ujung pasar, di masjid ataupun di samping toko-toko itu. Mereka sepertinya tahu, bahwa saya tak punya waktu lagi untuk mereka. Dan mereka tidak dapat saya temukan. Ini kesalahan saya...
Sudah beberapa bulan ini, ternyata saya hanya sibuk dengan kesenangan diri sendiri. Lalu saya mendapat SMS dari Mbak Indah, tentang kesibukannya hari itu dan juga menanyakan, kapan saya akan ke Jogja. Ia sudah menyewa rumah sendiri, sehingga kalau saya main kesana, bisa menginap katanya.

Lalu hari ini...
Saya bertemu dengan dua anak laki-laki yang masih ABG banget, mereka datang ke toko. Mereka bercat rambut merah dan berpakaian seperti anak punk gitu.
Mereka bercerita tentang banyak hal dan mengatakan ada niat untuk belajar agama dengan lebih baik lagi. Saya memberi sedikit ‘masukan’ kepada mereka, bahwa jika hanya niat saja maka itu hanya akan seperti angin yang berhembus. Semoga mereka juga mau melaksanakan niat mereka.
Akhirnya mereka pun kemudian pamit dan minta kenalan, walah!
Saya meminta agar mereka memanggil saya ‘ukhti’ saja.
Mereka itu juga lucu...gayanya saja yang seperti preman, tetapi bila mau lembut, mereka juga mau ber-santun akhirnya.

Banyak sekali pelajaran yang saya ambil atas semua hal yang ada. Entah juga di masa lalu saya yang payah ataupun di masa kini yang juga masih saja payah, hehe...entahlah...
Beberapa waktu ini, ketika saya bercerita tentang banyak hal...mereka yang saya temui, mau mendengarkan saya. Ya, biasanya saya yang suka mendengarkan banyak hal dari siapapun yang ingin bercerita. Sedikit lapang hati dan juga gembira.
Ternyata banyak orang yang mendengarkan saya...
Biasanya persepsi di rumah, saya bawa keluar...padahal itu tidak berlaku bagi semuanya. Ternyata persepsi saya egois sekali, menyalahkan banyak orang.

Ada cerita menarik dari Sean Covey pada bukunya, tetapi saya merubah sedikit.
Judulnya ‘DINGIN DALAM HATI’
Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan, dalam udara dingin yang menusuk, masing-masing memiliki sepotong kayu atau begitulah katanya.
Api unggunnya perlu diberikan kayu lagi, orang yang pertama mengeraskan hatinya, karena di antara wajah-wajah yang mengelilingi api itu, ia lihat satu orang berkulit hitam.
Orang berikutnya melihat seseorang yang bukan dari suku dan agamanya, dan tidak rela memberikan kayunya.
Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping, ia tutup jaketnya rapat-rapat, kenapa ia harus mengorbankan kayunya demi menghangatkan orang kaya?
Yang kaya duduk diam membayangkan kekayaan yang dimilikinya, dan bagaimna caranya mempertahankan miliknya dari orang miskin pemalas itu?
Wajah orang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat menuntut balas (sementara apinya mati), karena yang ia lihat pada kayunya adalah peluang untuk menuntut balas terhadap orang berkulit putih.
Orang terakhir dalam kelompok yang malang ini tidak mau berbuat apa-apa kecuali ada untungnya, memberi hanya pada mereka yang memberi lebih dahulu, adalah prinsipnya.
Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam tangan kaku mereka , membuktikan keegoisan atas segala perbedaan, mereka bukan mati akibat udara dingin di luar – mereka mati karena dingin dalam hati.
Saya juga pernah membaca dongeng yang ceritanya mirip dengan ini, di waktu kecil. Dalam cerita ini ukhti, sinergi tidak terjadi begitu saja. Itu adalah proses...
Kata Sean Covey, sinergi intinya tercapai kalau dua orang atau lebih, bekerjasama untuk menciptakan solusi lebih baik ketimbang kalau sendirian.
Bukannya jalanmu atau jalan saya, melainkan jalan yang lebih baik, jalan yang lebih tinggi.
Ya, disini saya jadi paham, mengapa orang-orang tersebut mau mendengarkan saya, meski arti sesungguhnya tidak dapat saya temukan.

Masih di buku Sean Covey, ukhti...
‘DENGARKANLAH...’
Kalau aku minta kamu dengarkan,
Dan kamu malah menasihati aku,
Kamu tidak memberikan apa yang kuminta.
Kalau aku minta kamu dengarkan,
Dan kamu malah mengatakan mengapa
Aku seharusnya tidak merasa seperti itu,
Kamu menginjak-injak perasaanku.
Kalau aku minta kamu dengarkan,
Dan kamu malah merasa punya
Sesuatu untuk mengatasi masalahku,
Walaupun tampaknya aneh,
Kamu sungguh mengecewakan aku.
Dengarlah yang kuminta hanya agar
Kamu mendengarkan.
Jangan berbicara atau berbuat – dengarkan saja.

Ya, ternyata memahami yang lain itu sulit. Padahal sebenarnya saya bisa memahami terlebih dahulu sebelum minta untuk dipahami.
Sinergi adalah memanfaatkan perbedaan, kerjasama, keterbukaan pikiran gan menemukan cara-cara baru yang lebih baik.
Sinergi bukanlah mentoleris perbedaan, bekerja masing-masing secara mandiri, berpikir kamu selalu benar dan kompromi dengan yang sudah ada.
Sebenarnya saya mo bercerita apa ya, ukhti... J saya juga bingung, nih...
Tetapi pelajaran yang saya ambil, mungkin selama ini saya masih saja beranggapan, saya-lah yang lebih unggul daripada saudara-saudara saya atau siapapun. Padahal setiap orang memiliki kelebihan, kekurangan dan talenta yang tidak terukur.
Pernah saya merasa cemas, gelisah tak menentu. Dan meski saya memahami cara untuk mengobatinya, saya tidak mencobanya. Saya tidak makan, susah tidur, dan itu terjadi berhari-hari.
Sehingga kemudian Mbak Eya mengatakan pada saya, ayolah! Jangan mau jadi orang yang bodoh. Maksudnya...??
Dalam dunia psikolog, kata Mbak Eya – orang yang mempunyai masalah, lantas tidak makan dan sebagainya, itu dinamakan orang bodoh. Padahal orang lain susah mencari makan, ini ada makanan malah bukan dimakan, tetapi didiamkan dan tidak dimakan.
Iya juga, ya? Akhirnya meski susah payah...saya bisa makan juga meski hanya sedikit setiap harinya.
Mungkin saja juga, orang yang saya beri prasangka buruk, ternyata itulah diri saya yang sendiri yang sebenarnya. Meminta yang lain untuk mengerti, padahal mungkin saya belum mengerti mereka. Meminta apa saja yang mereka pinjam pada saya, di lain hari, saya juga lupa mengembalikan sesuatu yang saya pinjam dari mereka.
Anti pasti ingat cerita seorang sahabat Nabi...
Ketika itu ia bertemu musuh Islam dalam peperangan dan musuh itu meludahi wajah sahabat. Lantas sahabat tersebut tidak jadi membunuhnya. Mengapa?
Karena ia takut, jika ia membunuhnya, maka bukan lagi karena jihad fii sabilillah, namun kemarahan yang diakibatkan oleh wajahnya yang diludahi oleh musuh Islam tadi.
Saya juga pernah marah pada orang-orang di sekeliling saya. Saya berdiam diri, entah pada bagian yang mana saya ada melakukan kemarahan itu...
Padahal Rasulullah SAW telah memberi petunjuk agar saya tak boleh marah (J hehe...semua umatnya, maksud saya) dan mengeluarkan kata-kata yang buruk.
Tetapi ternyata, saya belum bisa mengendalikan diri. Sedikit demi sedikit, letupan itu menjadi kawah gunung berapi.
Ia membakar ladang hati saya, sehingga terlontarlah kemarahan saya yang tiada terkira. Lantas saya ambruk dan kehilangan orang-orang di sekeliling saya, orang-orang yang sangat saya cintai...
Ya, akhirnya saya menyadari. Banyak jalan menuju Roma...
Tidak dalam waktu sekejap saja, saya bisa merubah keadaan diri saya atau orang-orang di sekeliling saya.
Merubah diri saya sendiri adalah hal utama yang semestinya terjadi. Dengan perubahan itu, maka bisa mempengaruhi keadaan di sekitar saya.
Tidak mungkin pula saya menginginkan dunia seperti keinginan saya sendiri. Padahal keberagaman itu, perbedaan itu...adalah agar kita saling kenal dan saling menyayangi satu sama lain di seluruh pelosok dunia ini.
Terdapat pada Al-Qur’an, pada surat apa saya lupa...ah, ya!! Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13.
Juga pada lagu Tazakka...
...bersuku-suku dan berbangsa-bangsa
Agar kita saling mengenal satu dan lainnya...
Subhanallah...
Di sekeliling kita ini banyak sekali ilmu yang belum saya gali. Saya merasa kerdil. Menjadi malu dengan mereka yang telah mempunyai ilmu syukur dan ikhlas.
InsyaAllah...saya akan terus belajar, belajar dan belajar...
Terima kasih banyak telah membaca dan mendengarkan cerita saya, ya ukhti...
Afwan jiddan bila ada yang tidak berkenan. Tetap semangat berjuang, ya ukhti...
Alhamdulillah...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dari sahabatmu,
Aisha Famma

Cerpen : Aku dan Hiroo Mosque

Aku dan Hiroo Mosque
By. Azizah (Maret 2007 M)

Omatase itashimashita,” kata Ayumi kepadaku setelah ia ijin pergi sebentar tadi.
Aku yang sedang membaca buku tentang Hiroshima di taman dekat Hiroo Mosque, kemudian menghentikan bacaanku.
Kamaimasen,” jawabku sambil tersenyum.
“Tidak terasa, musim semi sudah datang...,” Ayumi seperti berkata pada dirinya sendiri. Kemudian ia duduk di dekatku bersama anak kecil yang tidak lain adalah anaknya.
“Ingatkah kau dengan Fathir? Sudah hampir tiga musim semi ini dia tidak datang juga padaku. Padahal aku dan Husain selalu merindukannya di sini. Apa ia akan datang pada kami, Aisha?” tanya Ayumi kemudian padaku.

Aku memandangi wajah Husain kecil yang sibuk memakan es krim coklat yang baru dibeli bersama ibunya.

“InsyaAllah, ia pasti akan datang. Mungkin saat ini ia masih sibuk dengan rekan-rekan yang lain di Kazakhstan. Bukankah engkau ikhlas merelakannya pergi untuk mengajar di sana? Semoga amal baiknya menjadi tabungan untukmu dan keluargamu di masa depan nanti,” jawabku kemudian. Aku sendiri juga tidak paham, apakah yang aku ucapkan ini bisa meredakan kegelisahan Ayumi.
“Ya, kau benar. Meski terkadang aku juga khawatir dengan keadaannya, tapi aku yakin Allah akan menjaganya di sana...” kulihat wajah Ayumi sedikit tersenyum.
“Baiklah lebih baik kita pulang sekarang, hari sudah malam,” ajak Ayumi.
Aku mengangguk mendengar kalimat terakhirnya, karena hari ini aku sudah sangat lelah sekali setelah seharian membantu kegiatan yang diadakan di Hiroo Mosque.

Sesampai di rumah, aku langsung mencuci muka, tangan dan kakiku. Sementara Ayumi dan Husain juga menuju kamar mereka yang bersebelahan denganku. Aku melihat foto-foto kami yang ada di rak buku di kamarku.

Kami sudah satu setengah tahun tinggal bersama di rumah ini. Aku mengajaknya tinggal bersama agar tidak merasa kesepian. Dulu aku membeli rumah ini dengan mencicil tiga kali melalui temanku bernama Yakuri, karena keluarganya terlibat hutang dengan lintah darat. Kebetulan aku mempunyai tabungan waktu itu dan juga karena aku ingin merasa nyaman tinggal di kota ini.
Aku memang tidak sengaja mengenal Ayumi. Dulu kukira dia seperti kebanyakan orang Jepang yang sangat kaku dan keras. Entah sifat darimana, ternyata dia juga lembut seperti orang Jawa. Kami bertemu ketika ia mengutarakan keinginannya untuk bersyahadat di Hiroo Mosque. Saat itu, aku dan teman-teman dari Indonesia sedang sibuk menyiapkan acara untuk menyambut tahun baru Hijriah bersama teman-teman muslim dari negara lain juga.

Aku berada di Tokyo, karena aku ingin belajar langsung mengenai sosial dan budaya orang Jepang. Dan aku menjadi betah berlama-lama di sini, meski masa belajarku telah habis di tahun kemarin. Saat ini aku masih bekerja sebagai editor di media ‘Moslem’ sejak empat tahun yang lalu dan terkadang membantu kegiatan-kegiatan di Hiroo Mosque jika aku mempunyai waktu luang setelah bekerja.
Setelah beberapa bulan Ayumi belajar Islam, kemudian ia bertemu Fathir yang merupakan orang berkebangsaan Pakistan. Mereka kemudian menikah dengan acara yang sederhana dan selanjutnya tinggal di rumah Fathir yang merupakan seorang pengajar di Tokyo University. Karena waktu itu Fathir masih terikat kontrak dengan tempat kerjanya, maka iapun berpindah-pindah dalam mengajar.
Dan sampai sekarang Ayumi dan aku tidak pernah tahu keberadaannya. Yang kami tahu bahwa ia dipindah ke Kazakhstan yang merupakan negara bagian pecahan Rusia.
Dan Ayumi yang sedang mengandung pun tidak dapat diikutkan dalam perpindahan tersebut dengan alasan kesehatan yang tidak baik. Ayumi seringkali pingsan karena memang kondisi badannya yang lemah.
Di Kazakhstan pun, Fathir tidak pernah berkirim surat atau sekedar menelepon Ayumi. Sementara Ayumi tidak tahu pasti alamat yang ada di sana. Kami sudah berulangkali menanyakan kepada bagian pusat tentang kepindahan Muhammad Fathir, namun berbagai alasan yang dibuat, seolah-olah Fathir lenyap ditelan bumi.
Akhirnya Ayumi pun kuajak tinggal saja bersamaku daripada dia harus sibuk bekerja sendirian mencari nafkah untuk Husain, padahal badannya mudah lelah dan sakit. Aku senang bisa membantu mereka, dan juga karena Ayumi sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi di Tokyo. Jadi akupun juga punya teman untuk bercerita...
Ayah dan ibunya telah meninggal dalam kecelakaan kereta api. Sedangkan Ayumi hanyalah anak tunggal, dan dia tidak begitu akur dengan saudara-saudara dari ayah ibunya.
Alhamdulillah, dalam waktu yang terus berlalu, akhirnya Ayumi melahirkan Husain yang lahir dengan sehat melalui operasi caesar, dan sekarang dia sudah berumur dua tahun.
Bagiku, Ayumi sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Kakakku di Jawa tidak sebaik dia...
Ah, kenapa aku membanding-bandingkan. Tapi aku memang sedang menghindari untuk bertemu keluargaku di Jawa. Mereka menyakiti hatiku yang aku tidak memahami duduk permasalahan yang ada ketika itu. Selain keinginanku untuk belajar di Tokyo, aku juga ingin menenangkan diriku. Aku masih menyimpan juga foto-foto kenanganku di Jawa bersama ayah ibu dan kakak-kakakku serta teman-teman.
Ayahku telah lama meninggal. Beliau meninggal karena sakit parah yang dideritanya. Ketika itu aku masih duduk di bangku kelas dua tingkat sekolah menengah pertama.
Ah, sudahlah... aku sudah berusaha memaafkan mereka untuk beberapa tahun ini, meski aku tak tahu kapan aku akan kembali ke Jawa, tapi aku juga berat meninggalkan Tokyo. Entahlah...
Di kamar aku melirik jam dinding, sudah jam sebelas malam lewat tigapuluh menit. Aku merebahkan diri di tempat tidur, dan berdo’a setelah meletakkan album fotoku di tempatnya semula. Aku pun mulai memejamkan mata...

Sayup-sayup terdengar seperti suara ketukan pintu. Aku tidak begitu menanggapinya. Mungkin hanya suara cicak di langit-langit kamarku. Tapi suara itu terdengar lagi dengan irama yang cepat namun tidak keras. Aku melihat jamku, masih tengah malam. Mungkin Ayumi...

Aku membuka pintu kamar dengan perlahan.

“Maaf Aisha mengganggu, tapi Husain badannya demam. Apakah masih ada sisa obat demam yang kau belikan beberapa waktu lalu?” tanya Ayumi dengan wajah panik.
“Oh, tentu. Chotto matte kudasai,” jawabku sambil segera menuju lemari obat di samping jendela kamar.
“Apa Husain terjatuh hari ini?” tanyaku pada Ayumi setelah memberikan obat demam pada Husain.
“Seharian ini aku sibuk memasak kue untuk Neha, karena ia ingin membawa kue-kue itu besok. Aku hanya memberi makan dan menidurkan Husain saja di sela-sela waktu yang ada. Aku tidak begitu banyak memperhatikannya. Kurasa aku kurang berhati-hati, sehingga aku tidak tahu apakah dia terjatuh atau tidak, karena dia juga tidak menangis hari ini,” Ayumi seperti merasa bersalah.
“Baiklah, aku akan memijitnya sebentar. Dan setelah itu mungkin pagi nanti ia akan baikan,” kataku menenangkan Ayumi.

Tahun-tahun ini sejak kelahiran Husain, Ayumi memang merasa berat, karena ini pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu. Untunglah, dulu aku pernah mengasuh beberapa anak kecil di Jawa, jadi aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Walaupun aku tidak banyak tahu, tapi setidaknya aku sering membaca buku-buku tentang kesehatan anak. Membaca apa saja bagiku perlu dan Ayumi pun beberapa waktu ini jadi ikut ketularan hobiku itu, sehingga ia bisa memasak kue dan menerima pesanan.
Tentunya pada waktu-waktu tertentu, agar dia tidak kelelahan.

Setelah selesai dengan tugasku pada Husain, aku menciumnya dan kemudian pamit pada Ayumi kembali ke kamarku. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul tiga dinihari. Aku menggosok gigi dan berwudlu, lalu sholat lail dan mengaji sambil menunggu waktu Subuh tiba.

Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang lebih cepat sampai menuju Hiroo Mosque. Aku tak bosan melihat pemandangan yang ada di sisi kanan kirinya. Ah, andai tempatku dari kecil seperti ini...tapi kapan akan sesejuk dan sebersih ini? Kedamaian ini indah terasa di hati.
Aku enggan melepasnya dan pulang kembali dengan perasaan yang tidak menentu...
Saat ini aku hanya ingin agar Ayumi dan Husain bisa bertemu Fathir kembali, karena aku cemas sekali dengan perasaannya yang mudah goyah. Aku ingatkan, agar Ayumi lebih sering beribadah sunnah, sehingga ia merasa tenang menghadapi ini semua.

Seperti halnya semua... aku juga harus bisa memberikan yang terbaik pada Allah, sebagai wujud rasa syukur atas kehidupan selama beberapa tahun ini di Tokyo. Aku ingin pulang, namun menunggu waktu yang tepat itu tiba...entah kapan. Namun, aku akan berusaha bisa membaikkan kembali hubunganku dengan saudara-saudaraku.

“Assalamu’alaikum...tadaima,” sapaku setelah masuk rumah dan berjumpa Husain di depan pintu.
“Wa’alaikum calam, okaelinasai (Okaerinasai),” jawab Husain terdengar lucu.
“Mana ummi, Husain?” tanyaku pada Husain sambil melepaskan sepatuku. Dan memburu untuk mencium pipinya.
Husain yang sudah pandai berbicara ini mengatakan kalau ibunya sedang memasak dan akan ada tamu yang datang nanti malam. Suara Husain terdengar lucu sekali karena ia juga belum fasih mengucapkan beberapa huruf.
Ada tamu... hatiku bertanya-tanya, siapa dia...
“Oh, Aisha sudah datang,” sambut Ayumi sambil menjabat tanganku dan menciumku.
“Alhamdulillah, tadi pekerjaan sudah kuselesaikan dengan cepat. Kata Husain, nanti ada tamu ya. Siapa?” selidikku pada Ayumi.
“Alhamdulillah. Katanya Neha, dia mau membawa beberapa teman lamanya kesini. Aku juga belum tahu siapa mereka. Tapi katanya aku kenal dengan salah seorang dari mereka. Jadi tidak ada salahnya kan kalau aku masak agak banyak hari ini? Ada ramen, beberapa sunomono, miso shiru, budo, dan aisukuriima. Tapi ada juga sukiyaki dan makanan yang lain kalau Aisha tidak mau makan mi,” tawaran Ayumi membuatku merasa lapar.
“Baiklah nanti aku minta sukiyaki dan es krimnya ya... Boleh kan? Kalau bisa budo juga,” jawabku sambil tertawa.
Eh, itu sih bukan yushoku...tapi nyemil bin ngemil, tawaku dalam hati.
Tapi itulah, kalau sudah masalah makanan sepertinya aku ingin segera melahapnya.
Ayumi mengangguk sambil tersenyum.

Husain kuajak bermain setelah aku menyelesaikan sholat Isya’ku.
Tidak lama terdengar suara ketukan pintu dari ruang tamu. Ayumi kuminta agar tetap di tempatnya, aku dan Husain menuju pintu depan.
“Assalamu’alaikum ukhti...” salam dari Neha setelah aku bukakan pintu.
“Wa’alaikum salam warahmatullah. Neha, ogenki desu ka?” tanyaku dengan gembira tanpa melihat teman Neha lainnya yang ada di belakangnya.
“Alhamdulillah. Kemarin saya kesini mengambil kue, ukhti tidak ada di rumah. Sibuk sekali rupanya. Saya ingin memberi kabar baik untuk Ayumi, apa dia ada?” tanya Neha padaku.
“Mestinya saya yang dicari, nih...tapi ada kok, silakan masuk dulu, anggap saja rumah sendiri,” jawabku tersenyum sambil menggendong Husain yang merajuk. Lalu akupun memanggil Ayumi dan aku memberikan Husain padanya. Aku memberi isyarat agar ia menemui Neha dan teman-temannya, sementara biar aku yang menyiapkan hidangan yushoku.
Karena di dapur aku sibuk sendiri, aku tidak begitu tahu apa yang mereka perbincangkan. Tetapi tampaknya aku mendengar seperti ada yang menangis. Menangis.. siapa yang menangis?
Aku segera ke ruang depan.
Di antara orang-orang itu, aku melihat Ayumi menangis di pelukan seorang laki-laki.
“Fathir..” suaraku menggantung.
Laki-laki itu mengangguk, dan aku segera saja tersenyum gembira. Ini dia rupanya, tamunya, kata hatiku.
Kemudian dengan tidak ragu-ragu lagi, aku mempersilakan akhwat untuk ke ruang makan, dan membantuku membawakan makanan untuk tamu ikhwan di ruang tamu.
Untuk akhwat selain ada Ayumi, Neha dan aku, ada juga Shizuka dan Maida. Untuk ikhwannya, ada Fathir, Nahed, Mohme yang keturunan China dan juga Yakuri.
Dari mulut Neha, aku dengar Yakuri sudah masuk Islam setelah selesai melunasi hutangnya pada Meshuki. Dan ia sudah tinggal dengan tenang sekarang bersama kedua orang tuanya di dekat lingkungan Arabic Islamic Institute, berarti juga dekat dengan Hiroo Mosque
Tapi kenapa aku jarang ketemu ya?
Lalu dari Neha aku jadi tahu, kalau selama ini Fathir telah mengajar di daerah yang sangat terpencil di Kazakhstan. Ia diisolasi oleh penduduk yang mayoritas tidak menyukainya, agar tidak keluar dari wilayah itu. Karena itu untuk segala aktivitas apapun, Fathir selalu diawasi dengan ketat oleh penduduk, termasuk hanya untuk sekedar masuk dan keluar rumah.
Begitu sulit rupanya, suara hatiku.
Tidak itu saja, karena Fathir adalah salah satu pengajar yang dikirim dari Tokyo, ia dianggap bisa mengetahui teknologi-teknologi yang sedang dikembangkan oleh Jepang dan akan memberontak dengan segala pemikiran Islam-nya yang dianggap oleh sebagian besar penduduk termasuk idealis dan teroris.
Setelah masa bertugas di daerah itu selesai, malam hari dengan memberi obat tidur lewat minuman pada orang yang mengawalnya, Fathir menyamar bersama Mohme untuk pergi meninggalkan daerah itu menuju Islamic Center yang jaraknya sangat jauh. Karena takut dicurigai mereka akhirnya memilih berjalan kaki dan tiba di Islamic Center di pusat ibukota Kazakhstan pagi harinya. Dan berkat bantuan teman-teman di sanalah, akhirnya mereka bisa kembali dengan selamat dan sekarang bisa membuat Ayumi kembali tertawa. Alhamdulillah...
Setelah semua selesai makan dan bercerita, teman-teman berpamitan menuju rumah masing-masing dengan membawa keceriaan di hati. Begitu juga aku...
Ayumi dan Husain menginap di dekat Hiroo Mosque bersama Fathir. Aku pikir, tidak apa-apa. Sepertinya Husain juga ingin ikut bersama Fathir.
Setelah semua tidak terlihat, aku segera menutup pintu dan merapikan ruangan yang agak berantakan.
Belum sempat kuletakkan piring kotor di tempat cucian, kudengar telepon berdering di ruang tengah. Aku segera menuju ruang tengah dan mengangkat gagang telepon.

Sebenarnya aku tidak ingin ini terjadi. Tetapi apa yang bisa kuperbuat. Aku tidak bisa pulang sekarang juga, tabunganku hanya cukup untuk keperluan sehari-hari. Untuk membeli tiket ke Jawa?
Kakak perempuanku telah menyusul ayah pergi ke tempat-Nya. Ia mengalami kecelakaan bersama kakak iparku ketika akan pulang ke rumah setelah selesai berbelanja di pasar. Ada sebuah motor dengan kecepatan tinggi yang menabrak motor mereka. Kakak iparku mengalami luka berat, sedang kakak perempuanku meninggal di tempat setelah terseret beberapa meter.
Aku mengatakan pada kakak laki-lakiku yang menelepon, bahwa aku tidak bisa pulang saat ini. Karena tabunganku belum mencukupi untuk pulang. Sebenarnya aku juga menghubungi Neha, namun aku tidak jadi mengatakan akan meminjam uang padanya. Ia juga punya banyak keperluan.
Aku juga tak ingin menceritakan ini pada teman-teman yang lain.
Aku hanya bisa berdo’a agar semua keluargaku diberi ketabahan dan sanggup merelakan kepergian kakakku. Begitu juga aku di sini... aku belum sempat minta maaf padanya. Kesalahan yang ia perbuat padaku dulu, sudah aku lupakan. Namun, aku ingin sekali meminta maaf padanya, karena bagaimanapun dengan kenekatanku-lah akhirnya aku meninggalkan masalah itu. Dan aku merasa masih belum usai.
Semoga engkau tenang di sana, wahai kakakku... maafkan aku, adikmu ini...

Tiga bulan kemudian...
“Lho Aisha kok tidak makan?” tanya Ayumi ketika berkunjung ke rumah dengan Husain.
“Ah, tidak apa-apa kok. Lagian Aisha masih lelah nih, hari ini pekerjaan sangat bertumpuk dan melelahkan. Mungkin masih kecapekan,” jawabku tidak semangat.
“Aisha sakit?” tanya Ayumi kemudian sambil memegang dahiku.
“Ya Allah, badan Aisha panas sekali? Sebentar ya, Ayumi teleponkan Neha agar bisa bantu membawa Aisha ke rumah sakit,” Ayumi segera berlari ke tempat telepon tanpa mendengar suaraku yang melarangnya.

Aku berada dimana... tanya hatiku, sebelum mataku terbuka penuh.
Yang kulihat sekarang, hanya ruangan yang bersih dengan sebotol infus menggantung di samping kanan tempat tidurku yang memberi cairan melalui jarum di tangan.
Kepalaku terasa berat sekali dan mataku belum mampu menerima cahaya yang ada di sekitarku. Tiba-tiba terdengar pintu dibuka.
Ternyata teman-teman yang datang menjengukku. Sedangkan sayup-sayup kudengar Neha bercerita kepada mereka mengenai kondisiku. Neha dan Ayumi-lah yang menjaga aku di rumah sakit. Yang aku dengar, katanya sudah dua hari aku berada di tempat ini. Sebelumnya aku membuat Ayumi dan Neha khawatir, karena tidak juga tersadar.
Beberapa saat aku tersadar, Neha masih berada di luar ruangan bersama teman-teman yang lain tadi.
Ia tampak terlihat senang sekali, ketika aku berusaha duduk lebih tegak dengan bersandar. Ia segera kembali keluar dan memanggil dokter yang menanganiku. Sedang Ayumi membantuku meletakkan bantal di punggungku.

Dua tahun kemudian...
“Apa engkau nanti akan pulang?” tanya Yakuri padaku ketika aku selesai membersihkan ruang pertemuan di Hiroo Mosque.
“InsyaAllah. Aisha belum tahu kapan. Rencana itu pasti ada, kan? Namun Allah yang berkehendak,” jawabku pada Yakuri.
“Apakah anti punya waktu barang sejenak?” tanyanya lagi padaku.
Aku merasa tidak enak dengan suasana ini. Aku mengiyakan namun meminta ijin padanya agar ada Ayumi dan Neha yang menemani. Yakuri menyetujuinya. Ia juga mengajak Ustadz Zuiddin serta Nahed.


Barakallahu laka wa barakallahu ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khaiir” do’a syahdu itu mengiringi perjalanan walimah kami.
Aku dan Yakuri menikah dengan dihadiri oleh semua teman-teman terdekat kami. Sedang aku berwalikan kakak laki-lakiku yang sengaja datang dengan biayanya sendiri untuk bisa menyaksikan pernikahan adiknya. Ibu dan kakak-kakakku yang lain hanya bisa mengirimkan beberapa oleh-oleh dan salam karena keterbatasan biaya. Mereka meminta foto-foto pernikahan kami dan meminta maaf atas beberapa kesalahan yang selama ini membuat aku terluka. Akhirnya aku bisa membina hubungan baik dengan mereka kembali walau belum juga bisa bertatap muka.
Sedang Yakuri ternyata diminta oleh orang tuanya untuk melamarku dan dia baru bisa mengatakannya padaku setelah meminta pertimbangan dari teman-teman dan juga Ustadz Zuiddin.
Dan sebelum Yakuri diminta oleh orang tuanya, ia telah membicarakan ini dengan Ustadz Zuiddin. Padahal aku tidak mengetahui sama sekali rencana ini.
Aku hanya ingin menikah tanpa ada pacaran. Karena aku ingin semua berjalan baik dan tulus hanya karena Allah.
Pun juga mencintai Yakuri. Aku yakin Allah telah memberikan yang terbaik melalui cara-Nya. Walaupun Yakuri seorang muallaf, namun ia sangat rajin sekali beribadah dan berusaha menjalankan agama Islam-nya dengan kaffah.
Aku pun tidak akan memendam persoalanku sendiri lagi, karena hal itu membuat aku jatuh sakit yang demikian parah setelahnya. Kini telah ada teman berbagi bercerita dan berdiskusi.
Dan ternyata Yakuri juga menghadiahi aku dengan mengantar pulang ke Indonesia agar aku tidak terlupa untuk segera meminta maaf kepada keluarga.
Terima kasih Ya Allah atas anugerah-Mu...
Semoga kenangan-kenangan indah di Hiroo Mosque terus berulang dan tidak pergi lagi dariku...

Keterangan :

Omatase itashimasita : maaf, menunggu lama
Kamaimasen : tidak apa-apa
Hiroo Mosque : masjid pertama di Jepang (Tokyo)
Chotto matte kudasai : tolong tunggu sebentar
Tadaima : aku pulang
Okaerinasai : selamat pulang kembali
Ramen : mie kuah (makanan China)
Sunomono : makanan pembuka
Miso shiru : sup Miso
Sukiyaki : makanan Jepang
Budo : buah anggur
Aisukuriima : es krim
Yushoku : makan malam
Ogenki desu ka : apa kabar
Kazakshtan : salah satu negara pecahan Rusia yang mayoritas penduduknya adalah muslim


Cerpen : ANDI

ANDI

17 Juli 2005
Anak itu bernama Andi.
Ia dan teman-temannya selalu berebut untuk mengambil uang parkir dari setiap pengunjung di toko itu. Pertama melihatnya, entah kenapa, aku begitu menyukainya.
Ia sangat lucu dan suka menunduk malu-malu.
“Sudah lama ya, menjadi tukang parkir?” tanyaku suatu waktu ketika kami bertemu lagi.
“Sudah mbak, sejak saya tidak sekolah lagi,” jawabnya sambil tersenyum.
Anak sekecil ini sudah tidak sekolah?
Padahal ia masih sangat muda sekali. Mugnkin kalaupun ia sekolah, baru memasuki kelas 4 sekolah dasar.
Aku jadi senang bertemu dengan Andi dan teman-temannya. Mereka sudah hapal motorku dan selalu mengerubunginya. Kami juga sering pergi bersama-sama ke Masjid Istiqomah. Di masjid itu Andi dan teman-temannya hanya sekedar melihat-lihat samping masjid yang berupa lapangan bola.
Di lapangan itu, setiap pagi dan sore selalu ramai oleh para pengunjung yang ingin berolahraga atau bersantai. Dan sepertinya mereka senang melihat pemandangan itu.
Kadang Andi membawa empat atau lebih teman-temannya, sehingga kalau jalan dengan mereka, aku harus bolak-balik mengambil dan menjemput mereka. Kalau membawa semua sekaligus, meski jarak rumah mereka dekat, tapi sangat beresiko karena di jalan raya.
Tapi aku sangat senang sekali...

25 Juli 2005
Mereka masih saja terlihat dekil. Padahal aku sudah menyuruh mereka agar mandi yang bersih. Memang begitulah anak-anak, apa aku dulu begitu juga ya? Hehe...
Aku tidak tahu pasti yang mana rumah mereka berada di antara toko-toko itu.
Sudah beberapa hari ini aku punya kesibukan yang amat padat, jadi aku tidak bisa bertemu dengan Andi dan teman-temannya.
Mereka lagi ngapain ya?
Aku ingin mereka dipedulikan. Padahal daerah tempat tinggal mereka di dekat kantor DPRD dan PEMKOT. Kenapa tidak ada yang mau memperhatikan mereka sih? Dan membantu menyekolahkan mereka? Kemana semua, orang-orang yang seharusnya membantu pendidikan mereka dan masa depan mereka? Ah, entahlah...
Lantas apa maksud dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34?
Bahwa, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”
Ah, siapa yang bisa membantu untuk menyekolahkan mereka?
Tanyaku terus berulang-ulang, tapi entah kapan bisa terjawab.

28 Juli 2005
Anak-anak tetangga itu sepertinya senang sekali...
Oh, ternyata mereka akan mulai tahun ajaran baru rupanya. Aku jagi ingat masa-masa sekolahku dulu. Berangkat dan pergi ke sekolah naik sepeda. Melihat pemandangan sekitar yang masih bnayak berupa sawah-sawah. Wah, tinggal di desa itu sungguh indah dan nyaman.
Tidak ada banyak polusi, udara sejuk di pagi hari dan semuanya riang gembira. Aku dan teman-teman suka bermain di lapangan di desaku ketika bulan purnama.
Aku jadi merindukan kampung halaman... Bagaimana sekarang, ya? Mungkin sudah banyak berubah, karena sudah 10 tahun lebih aku pergi ke luar pulau.
Lalu bagaimana Andi saat ini, ya?
Ia pasti sedih melihat teman-teman sebayanya pergi ke sekolah.
Siang ini aku ingin bertemu dengannya dan memberikan buku bacaan anak-anak yang kubeli sore kemarin padanya. Entah kenapa, aku hanya teringat nama Andi saja, ya?
Sedang teman-temannya, kadang aku keliru atau terbalik memanggil nama mereka.

30 Agustus 2005
“Ada copet!! Kejar dan tangkap dia!” teriak orang-orang di pasar itu ramai.
Ada apa ya, kira-kira? Tanyaku dalam hati.
Akupun segera memarkir motorku di depan toko Surya dan bergegas lari ke tempat kerumunan itu.
Oh, Ya Allah...
Orang yang mereka sebut copet itu digebuki beramai-ramai. Aku mencoba menahan diri. Tapi aku sedikit lega, karena kemudian ada beberapa petugas pasar yang segera bertindak cepat melerai amukan massa itu.
Orang yang dibilang copet itu terlihat bergelimang darah di sekitar wajahnya. Dan sekujur badannya tampak lebam-lebam.
Darah! Aku segera menutup kedua mataku, karena tidak tahan melihatnya. Cita-citaku memang bukan di bidang kesehatan. Allah...mengapa aku yang gemetaran, ya?
Akhirnya kerumunan massa itupun bubar.
“Pak, ada apa tadi itu?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Itu, si Karmin. Dia suka sekali mengambil barang orang. Padahal kami sudah sering menasihatinya. Tapi ia tetap bandel. Tadi itu, dia nyopet orang yang belanja di pasar ini, seorang ibu-ibu. Ibu itu berteriak minta tolong dan spontan saja warga sini langsung mengejarnya. Saya tidak tahu kalau itu si Karmin. Jadi saya ikut nggebukin, mbak. Karena seringnya dikasihani, orang-orang sini jadi tambah kesel dengan kelakuannya,” cerita bapak itu dengan geram.
Lalu ia pamit untuk kembali ke tempat jualannya di depan pasar.
Heh...cukup menegangkan sekali hal itu.
Akupun segera beranjak pula ke tempat parkiran. Aku sungguh heran...kemana anak-anak itu dan juga Andi? Biasanya mereka sudah mengerubungi motorku?
Aku bertanya pada petugas keamanan ruko, mungkin bapak itu melihat anak-anak yang biasanya mangkal di sini. Tapi rupanya ia juga tidak tahu.
Aku menstater motorku dan berkeliling ke sekitar pasar dan masjid, mungkin aku bisa menemukan mereka. Tapi tak ada juga...kemana mereka?

5 September 2005
Aku tidak peduli dengan pekerjaanku yang menumpuk. Aku hanya ingin ketemu Andi dan teman-temannya. Mungkin siang atau sore ini aku bisa ke pasar menemukan mereka.
“Assalamu’alaikum. Pak, belum ada anak-anak yang biasa jadi tukang parkir di sini, ya?” tanyaku pada pedagang kaki lima di samping toko.
“Eh, wa’alaikumsalam, mbak. Anak-anak siapa, ya?” bapak itu masih sibuk melayani pembelinya, namun ia menoleh sebentar padaku.
“Eng...namanya Andi dan teman-temannya saya nggak terlalu hapal. Apa bapak kenal?” tanyaku lagi/
Bapak itu tampak menghela napas dan melihatku. Aku jadi kaget.
“Bapak kenal Andi?” tanyaku lagi dengan kaku.
“Saya kenal, mbak,” jawabnya sambil kembali bekerja.
“Beberapa hari ini, dia memang sudah tidak tinggal di daerah sini. Dia sama ibunya pindah ke tempat lain. Saya tidak tahu tempatnya. Memangnya mbak siapa?” bapak itu ganti bertanya padaku.
Lalu akupun menceritakan tentang pertemuan dan pertemanan kami pada bapak itu.
“Ibunya malu tinggal di sini, mbak,” lanjutnya kemudian setelah mendengar penjelasanku.
“Malu, pak. Malu kenapa?” tanyaku tidak sabar.
“Beberapa waktu lalu suaminya ketahuan mencopet dan ia digebukin sama warga sini. Saya tidak mengenal betul, sih. Tapi kata orang-orang sini, baru kali ini ayahnya si Andi itu digebukin dan dibawa ke kantor polisi. Sekarang ada di tahanan. Istrinya kerja sebagai tukang cuci dan tiap diberitahu kalau suaminya seorang pencopet, ia tidak pernah percaya. Suaminya aja yang kelewatan, kerja nggak bener,” bapak itu terdiam sebentar sambil memberi uang kembalian kepada pembelinya.
“Istrinya baru percaya kalau suaminya pencopet, ya karena digebukin itu. Apalagi selama ini, kata orang-orang hasil copetan itu digunakan untuk beli minuman keras dan berjudi. Orang-orang sini jadi kesal dan akhirnya ikut nggebukin,” bapak itu melanjutkan ceritanya dengan wajah geram sekaligus sedih.
Sedang aku...
Cerita bapak itu cukup membuatku shock. Berarti beberapa hari lalu...

7 September 2005
“Andi ya...?” tanyaku sambil mengejar anak yang seusia Andi.
“Maaf,” ujarku, setelah tahu itu bukan Andi.
Entah kenapa aku belum bisa melupakannya. Bagaimana keadaannya?
Seandainya aku bisa menemukannya... Aku ingin buku bacaan ini dibacanya dan kami bisa makan bareng lagi di emperan toko itu...
“Mbak. Mbak yang namanya Mbak Iffah, kan?” tanya seorang anak tiba-tiba.
“Kamu Ambo, kan?” tanyaku sedikit girang dan tidak menjawab pertanyaannya.
Ia mengangguk.
“Kemana Andi, Ambo? Apa engkau tahu alamatnya sekarang?” tanyaku tidak sabar.
“Saya tidak tahu, mbak. Tapi kami pernah ketemu. Waktu dia datang kesini nanyain mbak. Katanya, dia mau ikut mbak aja, mbak orangnya baik. Katanya, di rumah ibunya suka marah-marah. Ia tidak bercerita banyak dan kami main sampai siang. Setelah itu dia pergi, mbak,” cerita Ambo padaku.
“Apa dia tinggal jauh dari sini, Ambo?” tanyaku lagi.
“Iya mbak. Kan, saya tadi bilang tidak tahu? Saya tidak banyak tanya ke Andi, karena akmi lebih banyak bermain dan cari parkiran. Kami main dengan teman-teman yang lain uga,” jawab Ambo sedikit kesal padaku.
“Oh, iya ya. Maaf ya, Ambo. Ya, sudah. Kalau gitu panggil teman-temanmu yang lain. Kita makan kue, yuk! Kebetulan mbak bawa tadi dari rumah,” kataku dengan sedikit bingung dan tidak mencoba bertanya lagi.
Tak berapa lama, teman-teman Ambo datang. Mereka menyapaku dan duduk di dekatku pada emperan toko. Lalu aku meminta mereka untuk menunggu sebentar dan membeli beberapa bungkus es cendol. Mereka saling berebut dan bercanda.
“Eh...baca do’a dulu dong! Ayo, siapa yang mau memimpin membaca do’a sebelum makan?” tanyaku pada mereka.
Mereka saling tunjuk, akhirnya ada yang mau memimpin...
“...Allahumma baariklana fiimaa razaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naari...”
Kamipun makan bersama dengan ceria.

8 September 2005
Sekarang ini, sebenarnya aku pasrah sja tidak bisa menemukan Andi. Sudah berhari-hari aku mencoba mencarinya ke pasar-pasar yang lain, tapi belum bisa kutemukan.
Kasihan dia.
Moga-moga ibunya bersabar dan tidak marah-marah lagi ke Andi. Allah bantu mereka bersabar...
Bagaimanapun, aku juga belum bisa mengajaknya ikut denganku. Entahlah...
Jika aku pergi kerja, siapa yang akan mengajaknya bercerita. Siapa yang akan menjaga dan mengajaknya bercanda?
Aku rindu engkau Andi...

Jumat, 29 Juni 2007

Sedikit kata untuk dunia...

KARENA KAMU TELAH DEWASA
2 Jumadil Awal 1427 H / 30 Mei 2006 M

Ketika kamu harus mengasuh dan merawat adikmu yang masih kecil,
saat ayah ibu tak ada di rumah
kamu tak mengeluh...
dan selalu berbuat yang terbaik untuk adikmu.
karena ada amanah, tanggung jawab yang diemban dari ayah ibumu,
dan... karena kamu telah dewasa.
kemudian adikmu tumbuh meremaja
dan dia telah mampu terdidik dengan baik,
berkat kerjasama ayah, ibu dan kamu.
dia menjadi orang yang arif
dan juga bisa membawa diri
ke jalan yang diridhoi-Nya,
serta mencari ilmu dalam menggapai cita-citanya.
kemudian saatnya kamu menentukan
kehidupan yang baru dan mandiri,
menjadi orang yang mampu menapaki,
perjalanan penuh liku dengan terus berjuang di jalan-Nya.
meski rintangan besar menghadang dari sekitarmu dan lingkunganmu
tapi kamu tahu jalan yang benar penuh kebaikan.
hanya untuk terus mendapat cinta-Nya,
dan karena kamu memang telah dewasa...

Sahabat yang dicintai Allah...
Setiap perikehidupan kita, selalu memberikan pelajaran yang berharga. Ketika kesusahan melanda, bagaimana dengan bijaksana kita mampu mengatasinya. Dewasa tidaklah terukur oleh banyaknya usia kita, tapi dari ilmu yang kita tempa hari demi hari, waktu demi waktu, dan bagaimana cara kita membuatnya menjadi tindakan yang sangat cantik dalam bertingkah laku.
Dan bila saat ini, sahabat masih saja mencari hal-hal yang tak berguna, maka segera carilah jalan yang terbaik bagi keseluruhan kebaikan yang ada pada dirimu.
Karena kamu telah dewasa...


EMPAT HAL YANG SULIT DILAKUKAN
“Sesungguhnya, amal perbuatan yang paling sulit dilakukan ada empat macam. Pertama, memberi maaf ketika sedang marah. Kedua, dermawan ketika kita sendiri sangat membutuhkan. Ketiga, menjaga kehormatan diri di saat sedang sendiri. Dan keempat, berkata benar kepada orang yang ditakuti (pemimpin) atau orang yang diharapkan (bantuannya).”
(Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anha)
Petikan Qobasat – Tarbawi, Edisi 143 th. 8 / Dzulqo’idah 1427 H / 23 November 2006 M.


SURGA DI BALIK ENAM HAL
“Barangsiapa bisa menghimpun enam pengetahuan, maka tidak sulit baginya mencari surga dan menjauhi neraka. Pertama, mengenali Allah kemudian mentaati-Nya. Kedua, mengenali syetan kemudian menentangnya. Ketiga, mengetahui akhirat kemudian mengharapkannya. Keempat, mengenali dunia kemudian menjauhinya. Kelima, mengenali kebenaran kemudian mengikutinya. Dan keenam, mengenali kebathilan kemudian menjauhinya.”
(Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anha)
Petikan Qobasat – Tarbawi, Edisi 147 th. 8 / Dzulhijjah 1427 H / 18 Januari 2007 M.


DINGIN DALAM HATI
Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan, dalam udara dingin yang menusuk, masing-masing memiliki sepotong kayu atau begitulah katanya.
Api unggunnya perlu diberikan kayu lagi, orang yang pertama mengeraskan hatinya, karena di antara wajah-wajah yang mengelilingi api itu, ia lihat satu orang berkulit hitam.
Orang berikutnya melihat seseorang yang bukan dari sukunya, dan ia tidak rela memberikan kayunya.
Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping, ia tutup jaketnya rapat-rapat, kenapa ia harus mengorbankan kayunya demi menghangatkan orang kaya?
Yang kaya duduk diam membayangkan kekayaan yang dimilikinya, dan bagaimana caranya mempertahankan miliknya dari orang miskin pemalas itu.
Wajah orang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat untuk menuntut balas (sementara apinya mati), karena yang ia lihat pada kayunya adalah peluang untuk menuntut balas terhadap orang berkulit putih.
Orang terakhir dalam kelompok yang malang ini tidak mau berbuat apa-apa kecuali ada untungnya, memberi hanya pada mereka yang memberi lebih dahulu, adalah prinsipnya.
Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam tangan kaku mereka, membuktikan atas segala keangkuhan dan perbedaan, mereka bukan mati akibat udara dingin di luar – mereka mati karena dingin dalam hati.

Buku “The 7 Habits of Highly Effective Teen” by Sean Covey, 2003 (dengan sedikit perubahan).


DENGARKANLAH
Kalau aku minta kamu dengarkan,
dan kamu malah menasihati aku,
kamu tidak memberikan apa yang kuminta.
Kalau aku minta kamu dengarkan,
dan kamu malah mengatakan mengapa aku seharusnya tidak merasa seperti itu,
kamu menginjak-injak perasaanku.
Kalau aku minta kamu dengarkan,
dan kamu malah merasa punya sesuatu untuk mengatasi masalahku,
walaupun tampaknya aneh, kamu sungguh mengecewakan aku.
Dengarlah! Yang kuminta hanya agar kamu mendengarkan.
Jangan berbicara atau berbuat – dengarkan saja...

Buku “The 7 Habits of Highly Effective Teen” by Sean Covey, 2003.


BEACH IN THE MORNING
2004
When the sky is blue
And the air is clean
I always feel that the world is beautiful
There isn’t pollution
And the sun always cooled shine in the morning
The trees have many kinds of colour
And I always up in here… in the beach, in the morning
The sea never angry until the sunset
And I always up in here… in the beach, in the morning
Oh Allah…
Life is nice
I want to say ‘Thank you Allah’
And I want all of people not cry anymore
All of people in the world… in every side
And over there
They won’t fight anymore, always forever…


INDAHNYA HIDUP TANPA TELEVISI
25 Dzulhijjah 1427 H / 15 Januari 2007 M

Tak dapat disangkal bahwa pengaruh televisi jauh lebih besar daripada media lainnya. Ia juga memberikan tayangan audio-visual tidak seperti media yang lain.
Sebagian orang tua bahkan tak peduli acara apa yang ditonton oleh anaknya. Sepanjang si anak tidak bertanya atau bercerita, umumnya orang tua merasa apa pun yang disuguhkan televisi sebagai “teman” anaknya selama mereka tidak berada di rumah, maka tak perlu dipermasalahkan.
Namun ada juga sebagian orang tua lagi, merasa resah dan kesal. Banyak tayangan televisi yang tidak mendidik yang hanya berisi kekerasan, pornografi dan kebebasan lainnya. Hal tersebut menimbulkan jiwa kriminal dan kebebasan pada diri si anak. Betapa banyak kasus yang terjadi di kalangan anak-anak menyangkut kekerasan dan pornografi yang ditayangkan di media televisi.
Permasalahannya, pasti ada yang pro dan ada yang kontra. Meski yang lain minta distop penayangan programnya, tetapi yang lain tidak mau acara tersebut dihilangkan.
Kalaupun bisa dihitung, maka program yang mendidik sangat minim sekali jumlahnya.
Lantas bagaimana seharusnya? Menjual atau mempertahankan televisi Anda?
Muhsin Suny M., memberikan beberapa alternatif dalam bukunya yang berjudul “Musuh Berwajah Ramah” dengan beberapa penambahan dan pengurangan :

Ÿ Memberikan teladan positif kepada anak-anak kita, dengan cara yang bijak secara perlahan sejak ia masih kecil.
Ÿ Membuat jadwal menonton televisi. Bisa berupa berita atau hiburan untuk anak. Agar ia berwawasan terhadap apa yang terjadi di lingkungannya dan terhibur ketika ia telah selesai mengerjakan tugas-tugasnya.
Ÿ Bila orang tua bukan pekerja di luar rumah, maka hal tersebut akan sangat membantu sang anak agar terjauh dari dampak negatif televisi. Bisa mengajak ia belajar dan bermain yang bisa mengasah kecerdasannya dalam bentuk permainan. Namun bila orang tua sebagai pekerja di luar rumah, adalah lebih baik Anda kehilangan beberapa rupiah untuk menitipkan anak Anda di Play Group Islami atau tempat penitipan balita yang sekarang sudah banyak berkembang (biasanya terdapat di playgroup juga). Hal tersebut lebih baik daripada Anda kehilangan moral dan intelektual anak Anda akibat keseringan menonton televisi. Anak-anak cepat sekali menyerap informasi dan menghapalnya.
Ÿ Mengubah perilaku anak dengan : bermain, yes! Nontojn TV, no!
Ÿ Meletakkan televisi pada posisi yang tidak nyaman.
Misal, dengan meletakkan televisi di ruang tamu, maka akan membuat para anggota keluarga yang akan menonton mengalami ketidaknyamanan, seyogyanya juga televisi dibuatkan tempat khusus yang bisa ditutup dan dikunci oleh orang tua, dan upayakan juga agar posisi televisi tidak bisa dijangkau oleh anak-anak.
Ÿ Jadikan menonton televisi sebagai jadwal harian Anda yang tidak mengikat.
Artinya boleh jadi saat itu jadwal melihat berita, akan tetapi karena ada kepentingan lain yang lebih positif, maka kita harus rela meninggalkan televisi.
Untuk anak-anak, bisa saja sebagai hadiah atas kerja kerasnya dalam mengerjakan tugas sekolah atau tugas rumah, namun harus disesuaikan pada jam program untuk anak-anak. Yang penting, dampingi anak ketika menonton televisi. Sehingga jika ada hal-hal yang tidak baik, kita bisa dengan mudah mengganti ke channel yang lain.
Ÿ Cari kegiatan lain. Bisa berupa olahraga atau rekreasi bersama keluarga ke tempat yang bisa menyegarkan otak dan beban kita. Atau mengalihkan dengan cara menekuni hobi lama kita yang tidak pernah tersentuh lagi. Dan bisa saja mengembangkan hobi tersebut menjadi usaha, why not?

Televisi bukanlah kebutuhan utama bukan? Ibaratnya, jika kita tidak menontonnya, kita pun juga tidak akan mati atau menjadi kurus karena kekurangan gizi televisi.
Menjauhi televisi bisa dilakukan dengan bertahap. Bila kita menginginkan berita, kita bisa membaca koran atau majalah misalnya. Apalagi buku-buku Islami sekarang ini sedang berkembang pesat di Indonesia dan sangat mudah mendapatkannya.
Mungkin terlupakan oleh kita, bahwa orang-orang yang tinggal di daerah golongan menengah ke bawah, mungkin juga tidak mempunyai televisi. Padahal kalau bisa dibilang, dunia sudah sangat sedemikian modern. Namun dengan hal itu, mereka hidup rukun, damai dan selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.
Mereka juga banyak mengajarkan akan arti hidup yang sebenarnya.
Bahwa kita harus beribadah, bekerja sedaya mampu kita, saling bekerjasama dan mensyukuri akan segala apa yang ada. Mereka telah memiliki ilmu syukur dan ikhlas. Mereka telah memiliki ilmu sabar dan tawadhu. Dan mereka juga tidak mengenal putus asa...

Alangkah indahnya hidup tanpa televisi. Namun hal ini bukan berarti karena televisi saja.

Ini hanya tertulis untuk memberikan alternatif terhadap tayangan-tayangan televisi yang sudah kian merajalela dengan aneka hiburan yang tidak mendidiknya.
Mari turut memberikan yang terbaik untuk masa depan anak-anak kita...


AIR
Riak-riak air itu
Berkelana menuju tempat yang paling rendah
Begitulah iramanya
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
Ia menyirami dedaunan yang kering
Ia pelepas dahaga yang gersang
Ia menyegarkan seluruh sendi kehidupan
Tanpanya jua, maka makhluk manapun tak akan bertahan
Ia mendamaikan jiwa-jiwa yang terlena
Agar kembali menghadap-Nya
Ketika gema adzan mulai menjelma


YAHUDI YANG TAK PUNYA CINTA
6 Muharram 1428 H / 25 Januari 2007 M

Entah apa yang ada di benak mereka
Mungkin mereka tidak merasa
Bagaimana kehilangan ayah bunda dan sanak saudara
Mungkin mereka tidak pernah merasa kehilangan sahabat
Dan mereka tidak pernah mempunyai cinta
Bahkan sekedar untuk mencicipi atau merasakannya
Satu-persatu peluru menyerbu
Mengenai tubuh yang kemudian membisu
Tubuh yang lemah dan tidak mempunyai senjata selain batu
Ia melempar sejauh ia mampu
Pernahkah terpikir oleh mereka
Jika yang bersimbah darah itu adalah adik-adik mereka
Merasakan bagaimana diri mereka sendiri bisa tumbuh menjadi dewasa
Dan merasakan udara gratis semaunya
Tidakkah sadar di atas penguasa ada yang lebih Kuasa?
Ataukah tidak sadar, hidup adalah hanya sementara
Tentu saja tidak!
Karena mereka tak punya cinta
Tidak mengetahui ada cinta di dunia
Dan tidak bisa memberi orang lain apa itu cinta
Namun, perjuangan sang tubuh tanpa senjata
Membawa dirinya menuju cinta para syuhada
Cita-cita yang dicintai dan dirindukan
Sebagai tempat kematian yang agung dan tertinggi


INDAHNYA ALAM
6 Muharram 1428 H / 25 Januari 2007 M

Pernahkah kawan...
Merasakan kesejukan embun pagi
Tetesan embun itu memberi warna pelangi pada dedaunan
Serta pada kelopak-kelopak bunga yang berseri
Ia menyegarkan suasana yang sebelumnya redup
Dan ia mencerahkan hati yang sebelumnya gulana
Pernahkah kawan...
Engkau melihat turunnya rintik hujan
Ia menetes ke bumi seperti mahkota raja
Melegakan tanah yang gersang sebelumnya
Membasahi rindu yang lama tak kunjung menjumpai
Rindu pada musim yang berganti
Rindu pada perubahan yang berarti
Pernahkah kawan...
Engkau mencoba mencari
Kupu-kupu yang terbang kian kemari
Menghisap madu pada tiap kuntum bunga
Dan memberi warna pada sekitarnya
Indahnya menjalin cinta semesta
Semua berpadu menghinggapi nurani
Yang sebelumnya kelam
Menjadikan ia berseri kembali
Mengharukan jiwa dalam nada dan iramanya
Menyatu menjadi warna-warna dunia


SELAMAT MENUNGGU...
17.50, Selasa – Rabiul Awal 1428 H / 27 Maret 2007 M

Apa yang ada di dalam benak kita jika melihat adanya kemunkaran yang merajalela?
Apa yang akan terjadi jika kita hanya saling menunggu yang lain untuk bertindak lebih dulu?
Apa yang ada dalam benak kita ketika melihat kecelakaan terjadi di samping kita?
Apa yang akan terjadi jika kita hanya saling menunggu yang lain untuk saling bertindak lebih dulu?
Saya menjadi bingung dengan hl tersebut, jika kita ‘saling menunggu’...

Mungkinkah semua selesai dengan saling menunggu?
Ibaratnya, saat kita mengantar ibu pergi ke pasar, agar kita tidak jemu pun, kita juga ikut membantu berbelanja. Atau melakukan aktivitas lainnya, agar waktu tidak terbuang begitu saja. Dan intinya tidak menunggu dengan kebosanan.
Maka adalah sesuatu yang sungguh menyedihkan, jika kita hanya bisa menunggu atau saling menunggu.
Bagaimana Islam akan bisa ditegakkan jika hanya berdiam diri dengan menunggu? Sementara banyak yang harus kita lakukan untuk membantu mereka yang tidak paham tentang agamanya sendiri, dan sementara masih banyak tugas dakwah yang menanti.
Apakah cukup dengan menunggu?
Ibarat lain pula, kita juga punya banyak cita-cita dan mimpi, tetapi merealisasikannya? Apakah hanya dengan menunggu? Menunggu mempunyai ha-hal yang mendukung itu dulu, baru bertindak kemudian. Hanya berdiam diri tanpa bergerak – tidak belajar, tidak berusaha, tidak memperbaiki dan tidak maju ke depan?
Bagaimana jika hal-hal yang mendukung itu tidak bisa teraih, sesiapa yang tahu bahwa nanti malam atau esok hari kita tidak bisa bangun pagi? Hanya Allah yang mengetahui rahasia tersebut...
Apakah hanya bisa dengan menunggu untuk melakukan sesuatu yang berarti, pada sekitar kita?
Atau ingin segera melakukan yang seharusnya kita lakukan – agar segera pula tersampaikan apapun yang kita cita-citakan pada sekitar kita?
Jawabannya ada pada diri kita sendiri, bukan...?
Jika kita statis, maka tunggulah kehancuran di sekitar kita atau diri kita sendiri.
Jika kita dinamis, maka bersiaplah dengan tantangan berikutnya.
Siapa takut dengan tantangan? Tidak perlu ada yang ditakuti di dunia, wahai saudaraku...
Takutlah hanya kepada Allah SWT... takut jika Allah tidak mengampuni segala dosa dan kesalahan kita.
Takut jika Allah tidak berkenan atas segala perbuatan kita selama di dunia.
Maka daripada menunggu, marilah lekas bergerak menuju perubahan...menuju peradaban yang benar-benar hanya untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
Allahu Akbar!!!

Tetapi jika kita tidak bergerak segera, tunggulah dan selamat menunggu...
Kehancuran-kehancuran yang sebenarnya telah kita buat sendiri... berkenankah kita akan hal itu?
Semoga kita tidak menjadi ‘sebagai’ seorang yang hanya bisa menunggu...


BELAJAR DI SETIAP WAKTU
19 Muharram 1428 H / 7 Februari 2007 M

Pengalaman adalah guru yang mengajarkan tentang kehidupan yang mata pelajarannya tidak terdapat di bangku sekolah. Di waktu kemarin hingga kemarin-kemarinnya lagi, adalah pembelajaran yang berharga yang tidak boleh disia-siakan.
Bukan untuk mengenang, namun untuk digunakan di masa depan bahwa hari kemarin dan di waktu-waktu yang telah terlewati itu, semua mengandung pelajaran.
Entah sekitar atau dari diri sendiri. Semua terakumulasi menjadi satu sebagai mata kuliah di waktu sekarang ini.
Bila pengalaman buruk kemudian dijadikan sebagai penggugatan terhadap Allah, maka hal tersebut adalah salah. Allah begitu Maha Adil. Setiap peristiwa mengandung hikmah yang tersirat yang justru mungkin dengan kejadian-kejadian buruk tersebut, kita adalah insan-insan terpilih. Yang mana orang lain tidak mendapatkan tentang pelajaran itu.
Dan bukan berarti orang lain tidak mengalaminya, semua mengalami, hanya skalanya yang berbeda. Ada yang ringan, ada yang berat dan ada yang begitu membuat hati menjadi hancur berkeping-keping karenanya.
Kesabaran dan keikhlasan...adalah kata-kata yang mudah terucapkan, namun mungkin begitu sulit untuk dilakukan. Namun dengan banyaknya pembelajaran, maka semua itu dapat dijalani dengan mudah tanpa berkeluh kesah.
Kesempurnaan hanya milik Allah, sedang kita hanya berusaha mengarah menjadi lebih baik, terbaik dan paling baik di hadapan-Nya.
Di sekitar kita, alam yang terbentang luas, memberikan pelajaran yang berharga pula. Semesta membantu kita, mengajak bersyukur akan segala penciptaan-Nya Yang Maha Indah dengan segala kekuasaan-Nya.
Alam berpadu berjuta warna memberi pembelajaran akan cinta pada semua. Dan tidak akan ada yang tidak dikasihi-Nya. Baik yang buruk maupun yang baik, semua balasan hanya di akhirat nantilah yang menentukan.


ADA YANG PEDULI...
20 Muharram 1428 H / 8 Februari 2007 M

Remaja peduli, pintar dan mandiri
Giat berprestasi, kupersembahkan untuk Illahi
Bersatu berjihad, dalam dakwah Islam
Di atas panji Al-Qur’an dan As-Sunnah
(Remaja Peduli – Edcoustic)

Pasti sahabat pernah mendengar salah satu nasyid yang dibawakan oleh Edcoustic di atas.
Remaja, selain peduli pada sesama – pada sekitarnya, ternyata ia juga harus pintar dan mandiri. Berprestasi dalam segala bidang dimana ilmu-ilmu yang didapat, mampu memberi manfaat bagi sesama dan tentunya demi mengharap ridlo dari Illahi.
Kalau remaja mungkin masih bingung dengan sikapnya yang musti ngapain, sebenarnya setiap orang bukan remaja saja, telah diberi karunia yang sama pada dirinya.
Ada kelebihan dan ada kekurangan – walaupun berbeda, namun semua tidak untuk digunakan pada hal-hal yang sia-sia.
Jika bisa, maka sudah seharusnya kita turut berperan serta membangun masyarakat yang cinta pada sesama, yang cinta pada segala bentuk kebaikan dan yang cinta kepada semua hanya karena Allah.
Tidak mudah memang.
Apalagi kehidupan modern begitu amat membangga-banggakan harta benda, fisik dan kecintaan pada duniawi. Namun menjadi remaja peduli, setidaknya dan semoga, bisa merubah keadaan meski sedikit. Semua perlu disyukuri dengan cinta.
Bahkan Nabi mengatakan, sebaik-baik manusia adalah yang memberi banyak manfaat pada sekitarnya.
Perilaku yang dikerjakan, bisa memberi pemahaman tersendiri bagi yang melihatnya.
Dengan perilaku yang baik, maka ia tidak akan memaksa yang lain. Dengan perilaku yang baik, maka ia juga mampu memberikan banyak hal . Namun tidak boleh merasa diri paling benar, dan harus pula bersabar. Karena tak ada jalan menuju-Nya yang begitu mudah dilalui. Semua penuh dengan onak dan duri sebagai ujian pada diri.
Awal mula dari semua, adalah dengan merubah diri sendiri ke arah yang lebih baik. Lantas baru akan bisa memberikan perubahan pada sekelilingnya.
Perubahan yang baik dan sedikit demi sedikit menjadi tanaman pada hati setiapnya, hingga ia memetik hasil terbesarnya. Bahwa di sekitar telah bersama-sama berubah menjadi kehidupan yang lebih baik, ukhuwah yang indah dan penuh kedamaian.
Menjadi remaja peduli, bukan yang menghamburkan-hamburkan hartanya pada benda-benda duniawi yang tidak membawa manfaat. Namun remaja peduli, memberikan hartanya bagi kesederhanaan cinta yang dimiliki agar bisa mendapat limpahan yang berlipat-lipat dari-Nya nanti.
Jujur pada kata dan perilaku, berbakti pada ayah dan ibu. Serta mencintai, bukan karena maksud selain menuju pada-Nya.
Jadi, mengapa tidak saat ini memulai dan bahkan dari waktu-waktu yang sebelumnya ada. Agar usia muda tidak tersia-sia, agar usia muda mampu berkarya.
Remaja peduli...pasti!


TIDAK SEKEDAR KATA
Februari 2007 M

Keadaan yang sering terjadi di sekeliling kita adalah dengan banyak kata berbicara. Hampir bisa dipastikan berbicara sungguh hal yang mudah. Tetapi kemudian bertanggung jawab atas apa yang diucapkan atau melaksanakan apa yang sudah diucapkan? Akan sulit ditemui manusia yang demikian di jaman yang sekarang ini sedang berjalan. Janji-janji tinggallah janji atau hanya sekedar lewat untuk menenangkan massa dan masyarakat yang mudah dibodohi menurut mereka (aparat pemerintah, dan siapapun yang merasa tinggi kedudukan). Setelah lewat beberapa masa berlalu, ucapan itu tidak perlu direalisasikan-yang penting semua sama-sama tahu.
Kata pepatah, lidah tak bertulang. Ingin berjanji tinggal berkata saja, ingin membunuh lawan dengan kata-kata tinggal berkata saja. Kata bisa membunuh dan menciptakan permusuhan, dengan kata pula ada kedamaian yang tersampaikan. Jika kata-kata hanya digunakan sebagai alat, mungkin kita lebih suka memperhatikan orang yang tidak bisa berbicara.
Saya teringat sebuah film yang mengisahkan tentang gadis bisu, ia melihat orang tua (seorang ibu) yang sedang memarahi anak-anaknya dengan kata-kata yang kasar dan buruk. Ia memperhatikan dari jauh dan bertanya dalam hati. Mengapa orang-orang yang bisa berbicara hanya menyimpan kata-katanya yang indah di dalam hati saja? Gadis itu berjanji jika kelak ia bisa berkata-kata, maka kata-kata yang indah ingin diucapkannya setiap waktu sebagai tanda syukur atas diberikannya mulut untuk berkata-kata.
Begitulah manusia. Terkadang perilakunya mulia seperti penciptaan yang diberikan Allah kepada mereka, yang lebih mulia daripada makhluk lainnya. Tetapi kemudian mereka juga punya perilaku yang keji dan hina melebihi makhluk-makhluk lainnya yang tidak sempurna.

“...Kata ibarat pedang yang tajamnya bisa membunuh lawan,
Kata-kata yang berhikmah menyegarkan kita.
Kata madah pujangga bisa menjadi pedoman manusia,
Jagalah bahasa kata kita, jangan disalah guna...”


BERPISAH

Berpisah. Sepertinya sebuah kata yang tidak begitu mengenakkan untuk didengar oleh telinga. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa berpisah adalah merupakan hal yang baik.
Dikatakan tidak mengenakkan, karena setiap insan akan menahan kerinduan untuk bertemu dan berharap akan ada saat-saat untuk bersama lagi. Demikian pula yang meninggalkan maupun yang ditinggalkan dalam hal pergi ke perantauan.
Bagaimana berpisah menjadi hal yang menyenangkan? Setiap muslim menginginkan untuk hidup mulia atau mati syahid, maka ketika telah tulus berjuang mengharap ridlo-Nya semata, ia tak akan ragu dan bimbang dalam berpisah dengan dunia yang telah memberi banyak ilmu sebagai bekal menghadap-Nya kelak.
Berpisah. Masih sajakah ini merupakan hal yang sulit dilakukan?
Orang tua, pasti kelak ketika anak-anaknya sudah dewasa, maka perpisahan karena menghadapi kehidupan yang baru pasti akan terjadi. Bukan berarti tidak ada silaturahim, bukan?
Guru berpisah dengan muridnya karena sang murid harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sang istri yang ditinggal suaminya, atau sebaliknya...
Semua pasti mengalami perpisahan. Termasuk kita semua nanti...akan berpisah dengan dunia yang fana ini. Tiada sesiapa yang paham dan mengetahui batas usia kita, kecuali Allah Azza wa Jalla.
Ya...berpisah. Kita semua akan berpisah.
Tidak mengetahui kemanakah arah kita selanjutnya. Buruk atau baikkah adanya?
Semua hasil yang baik, berasal dari penanaman yang baik. Semua hasil yang buruk, berasal dari penanaman yang buruk pula.
Jika kita yakin Allah akan membantu kita, maka kita juga harus bisa memberikan yang terbaik bagi-Nya serta berupaya sungguh-sungguh, hingga adanya perubahan yang lebih baik lagi.
Dunia hanyalah sementara, bukanlah kedudukan itu terletak pada harta, paras muka dan kedudukan, namun sekali lagi ia berwujud pada kekayaan hati yang sangat tidak bisa ditandingi oleh kekayaan apapun dengan dunia seisinya.


SULITNYA TERSENYUM

Senyuman adalah kesan pertama yang sangat indah bagi siapapun. Sebengis dan sesangar apapun wajah dan perilaku kita, ia bisa tertundukkan oleh sebentuk senyum. Dikatakan oleh Nabi SAW, senyum adalah sedekah yang paling mudah.
Dalam nasyid Raihan :
Senyumlah kita hanya kerana Allah
Itulah senyuman bersedekah
Senyum di waktu susah tanda ketabahan
Senyuman itu tanda keimanan...

Senyum terlihat seperti hal remeh yang mudah diabaikan. Padahal mudah untuk dilaksanakan. Pernahkah kita mengetahui bahwa dengan senyum, pertengkaran menjadi persaudaraan. Wajah yang cemberut menjadi berseri-seri. Namun masih banyak yang mengalahkan senyum dengan emosi.
Sebentar-sebentar marah. Sebentar-sebentar berteriak. Seolah-olah orang di sekelilingnya baik-baik saja dengan hal ini.
Dikatakan kembali oleh Nabi SAW kepada kita, tiadalah seseorang dikatakan beriman sebelum ia menentramkan tetangganya.
Benarkah kita begitu sulit untuk tersenyum?
Jika demikian pandanglah langit di sore hari, ia membiru dengan warna kesejukan. Atau pandanglah langit ketika cerah di malam hari. Maka di sana akan terbentuk senyum kita akan kebesaran Allah SWT.
Masihkah kita meremehkan senyum?
Senyum hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang berjilbab saja, jika Anda seorang wanita muslimah. Ataukah senyuman hanya dikeluarkan dari sarangnya jika hanya bertemu dengan orang-orang yang berjanggut saja? Jika Anda seorang muslim.
Sungguh tidak demikian adanya. Nabi SAW tetap tersenyum kepada Yahudi-Yahudi yang memusuhinya, tetap bersedekah dengan senyumannya terhadap orang-orang Quraisy yang menentangnya. Dan bersabar dengan keadaan itu, dan terbukti Islam menjadi agama yang luar biasa berkembang di seluruh muka bumi ini.
Maka tersenyumlah meski dalam kepayahan. Tersenyumlah meski dalam kesakitan yang amat dalam. Dengan senyum, mampu mengurangi rasa kepedihan atau kesakitan itu dan kita bisa tulus melalui cobaan yang Allah berikan kepada kita.
Tersenyumlah...untuk hari ini saja, jika itu waktu yang masih kita punya untuk bersedekah yang paling mudah. InsyaAllah tidak sulit...


HIDUP DI JALAN CINTA
Sabtu, 9 Jumadil Awal 1428 H / 26 Mei 2007 M

Tahukah teman, bahwa jalan yang kita lalui sepanjang waktu ini adalah jalan cinta
Jalan yang menghubungkan antara engkau dan aku
Antara engkau dan yang lainnya
Antara kita dengan alam-Nya
Dan antara kita dengan cinta-Nya
Mengapa ini jalan cinta?
Lihatlah senyum tulus dari anak-anak kecil itu
Betapa riang ia menyambut hari, tiada keresahan, tiada kegelisahan
Cobalah perhatikan cara ia bermain bersama dengan kawan-kawannya
Kemudian alam tersenyum ramah di pagi hari
Memberikan titisan embun yang menyejukkan
Dan lihat!...Ada matahari yang tertutup sedikit awan putih
Lantas hujan turun dengan penuh cinta dari-Nya
Memberikan warna pada bunga-bunga dan juga kehidupan yang indah pada makhluk-Nya
Pahamkah teman, akan semua keindahan yang tercipta itu?
Jika engkau masih belum memahami, maka lihatlah dirimu sendiri sekarang ini
Sudahkah engkau tersenyum kepada setiap wajah yang terlewati itu?
Sudahkah engkau makan bersama-sama mereka di siang harinya?
Ataukah engkau memilih menyendiri dan terpaku di sana?
Wahai teman...lihatlah sekali lagi...
Kita hidup di jalan cinta
Penuh dengan kecintaan-Nya kepada kita
Ada saudara-saudara kita yang berada di sekitar kita
Ada pula saudara-saudara kita yang nun jauh di sana
Semuanya memberikan cinta
Bahkan alam raya ini pun memberikan cintanya kepada kita semua
Sudahkah engkau memahami?
Semua cinta ini, tidak lain karena begitu cintanya Sang Maha Pencipta kepada kita semua
Tiada henti dan tiada dapat terhitung kurnia-Nya yang terberi
Inilah hidup kita semua
Dimana hidup kita... berjalan di semua sisi
Penuh dengan cinta...

Wahai ukhti...cinta-Nya jatuh di hatimu

Wahai Ukhtiy... Cinta-Nya Jatuh di Hatimu
2 Jumadil Awal 1427 H / 30 Mei 2006 M

Bila teman-temanmu, wahai ukhtiy...
Mengajakmu untuk berhura-hura
Maka janganlah turuti nafsu yang memburu
Karena itu tiadalah berguna
Maka pijakkanlah kakimu ke arah yang lebih indah pada nanti di singgahsana-Nya
Bila kawan-kawanmu, wahai ukhtiy...
Menginginkan dirimu agar turut serta dalam pergaulan bebasnya
Cepatlah menolak dan biarkan dirimu larut dalam do’a dan naungan-Nya
Karena itulah yang lebih dicintai-Nya
Dimana kita harus sabar mentaati-Nya
Dan kita pun harus sabar meninggalkan larangan-Nya
Bukankah itu yang dimaksud pakaian takwa?
Wahai ukhtiy...
Hidup yang sementara ini
Tidak dinilai oleh-Nya dari kecantikanmu, dari hartamu, dari keturunanmu
Tetapi dari sinar iman yang terpancar di hatimu
Dan tampak seperti merekahnya bunga di taman yang penuh keindahan
Karenanya jangan terpedaya oleh kecintaan pada dunia yang tak membawa apa-apa, bersyukur terus terhadap apa yang ada, yang telah tersedia dan diterima olehmu dari sejak kecil, saat ini dan nanti.
Dan bila semuanya mampu kita lalui dengan baik, wahai ukhtiy...
Surga-Nya menanti. Lebih indah dari yang kita dengar, lebih cantik dari yang kita lihat dan kita bayangkan. Dan itulah buah yang engkau petik nanti bila engkau mau bersabar.
Wahai ukhtiy... cinta-Nya jatuh di hatimu.

Kamis, 28 Juni 2007

Beberapa tema yang pernah dibahas dengan sobat muslim...

Radio Baleswara Intelektual Qur’ani Media (BI-Q 96.20 FM)

Tema-tema yang pernah dibahas di program Acara Morning Share
Dimulai sejak 8 Februari 2007 M
Setiap Senin – Sabtu, pukul 10.00 – 12.00 WITA
Penyiar : Syafa Azizah

Komentar-komentar yang tertulis di sini, adalah komentar melalui SMS maupun telepon. Bagi SMS-SMS ataupun telepon-telepon yang masuk namun luput tidak tercatat di blog ini, Azizah mohon maaf sekali karena adanya keterbatasan-keterbasan.

Dan juga apabila materi yang tertulis di sini tidak lengkap, dikarenakan banyak yang terhapus dari komputer ane, serta tidak bisa semua tersaji disini. Semoga mewakili, afwan jiddan ya...

Namun semoga ke depan dapat memberikan yang lebih baik dan kita terus bersemangat untuk berjalan di indahnya jalan dakwah ini.

Allahu Akbar!

Jazakumullah atas segala do’a dan dukungannya dari sobat muslim semua...


Nasionalisme yang kian pudar

Remaja saat ini mempunyai semangat belajar yang tinggi, kalau kita cermati...walaupun mungkin sebagian besar masih banyak yang suka dengan dunia yang gemerlap. Termasuk di dalamnya adalah remaja muslim sendiri.

Nasionalisme yang kian pudar...memberikan isyarat tersendiri bagi kita remaja muslim yang mungkin saat ini sudah mulai goyah. Banyaknya iklan dan tayangan-tayangan dari luar negeri, tentu menjadi kesan tersendiri. Orang timur yang ikut-ikutan dunia Barat. Apalagi remaja muslim di antaranya yang masih belum ikut pengajian nih, mudah terombang-ambing kesana kemari.
Jadi, yuk kita mengaji...

Mulai dari aksesoris, kemudian segala macam yang kita temui di sekitar kita – semua hampir produk-produk yang ada tersebut dari yang kecil mungil hingga besar pun, adalah produk-produk Barat.
Kita merasa ada nilai tersendiri jika sudah memakai produk-produk tersebut, lebih diakui katanya...
Apa iya demikian? Padahal yang Azizah baca di Internet – bahwa kebanyakan produk-produk milik Yahudi tersebut, keuntungan dari penjualannya adalah untuk membuat senjata-senjata yang digunakan untuk membunuh para syuhada-syahidah di Palestina dan negara Timur Tengah yang lain.
Lantas bagaimana agar kita bisa mencintai negeri ini? Ada saudara-saudara kita yang berprestasi memberikan persembahan bagi negeri ini dengan mendapatkan juara di Olimpiade Fisika, atau bidang-bidang yang lain – kecuali untuk Miss Universe. Wah, untuk yang terakhir ini... Azizah sedih sekali, sebenarnya untuk mengharumkan nama negeri kita atau untuk pamer aurat.

Semoga mereka semua tidak bermimpi seperti itu lagi, dan semoga disadarkan dari tidur panjang – bahwa prestasi harus kita raih dengan kerja keras, berusaha untuk bermanfaat bagi banyak orang dan juga yang tidak kalah penting adalah untuk mendapatkan rildo Allah SWT.


(Sisipan artikel dari : Majalah Muslimah, No. 13/Tahun II/Jumadil Akhir/Agustus 2003)

Mengenai soal gaya hidup. Kenapa orang bangga memakai produk bermerk padahal produk tersebut sebenarnya buatan Indonesia?
Karena produk branded itu mencerminkan kualitas. Dengan memakai barang bermerk, bisa dikategorikan sebagai orang berkualitas. Terlihat keren dan gaya. Karena merk itu mencerminkan style dan long lasting alias awet. Selain itu juga, bisa meningkatkan self confidence karena branded itu bisa menaikkan social status. Itu yang fashion.
Tapi kalau gaya hidup yang berkaitan dengan sikap hidup baru bisa dikaitkan dengan nasionalisme.

Ciri-ciri orang nasionalis

1.Tidak merusak diri
Seorang yang nasionalis tidak akan merusak dan menghancurkan dirinya sendiri dengan mengkonsumsi NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Juga tidak akan mengotori moralnya dengan perilaku-perilaku amoral baik secara hukum negara, hukum masyarakat dan terutama hukum agama.

2.Berakhlak mulia
Orang nasionalis, tahu menempatkan dirinya. Terhadap yang lebih tua, dia akan mencintai dan menghormati. S edangkan terhadap yang muda, menyayangi dan menghargai. Pun begitu terhadap makhluk hidup lainnya tidak akan berlaku sewenang-wenang.

3.Tidak merusak alam dan lingkungan sekitar
Bagaimana mau dibilang nasionalis kalau masih membuang sampah sembarangan? so, orang nasionalis itu akan menjaga kebersihan lingkungannya, menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitarnya.

4.Berani membela yang hak dan benar
Orang nasionalis tidak akan gentar memperjuangkan kebenaran dan hak-hak orang yang tertindas. Seorang nasionalis tidak akan diam saja melihat dirinya, teman atau saudaranya ditindas pengompas atau tukang palak. Nasionalis sejati tidak takut menegur orang-orang di sekitarnya yang berlaku tidak benar.

5.Selalu berprestasi
Inilah nasionalis sejati, mereka yang bisa memaksimalkan segala potensi yang ada pada dirinya agar bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Jika ia pandai menulis, maka ia akan menjadi penulis yang mengajak orang-orang pda kebaikan dan tulisan-tulisannya menjadi motivator kebajikan. Jika ia berbakat dalam musik, maka ia akan menciptakan nada-nada indah yang menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menjadi baik. Jika ia seorang dokter, insinyur, politisi, pengusaha atau pun ulama maka ia akan menjadi orang yang ahli di bidangnya dan menjadikan profesinya itu sebagai ladang dakwah dan kebaikan.

Comment of (0813-4757xxxx) by phone :
Ingin menjadi seorang yang nasionalis, tetapi pejabat yang di atas saja – rasa nasionalismenya tidak ada, lantas bagaimana masyarakat akan mencintai negerinya sendiri. Negeri yang kaya akan SDA ini, yang seharusnya mampu kita kelola dengan baik dan tentunya kerjasama dari semua kalangan.
Masih banyak yang masih mementingkan dirinya sendiri.


Di balik indahnya kota (anak jalanan, pedagang kaki lima)

Di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang, di balik keindahan kota yang gemerlap di malam hari, mungkin tidak pernah kita sadari – ada banyak wajah-wajah lain di sana. Anak-anak jalanan yang menjadi tukang parkir liar, para pedagang kaki lima dan orang-orang yang mencari nafkah dengan cara mereka sendiri (meminta-minta). Pernah nggak sih kita berpikir sejenak untuk menjadi arif dan bijak dalam menyikapi keadaan tersebut?

Mungkin sobat muslim mempunyai solusi atau mungkin mempunyai aspirasi yang membangun untuk membantu mereka agar juga dapat hidup layak dan bagi pedagang kaki lima tentunya tidak sembarangan berjualan di tempat-tempat umum. Sehingga banyak mengganggu masyarakat lainnya yang mungkin ingin melalui jalan utama kota sehingga seringkali terjadi kemacetan dan bukan berarti kita anti dengan mereka (para pedagang kaki lima), tetapi di sini tentunya ingin memberi tempat terbaik dan juga solusi agar juga bisa menjadi warga yang tertib dan disiplin terhadap kota sendiri.

Azizah teringat artikel tentang negara tetangga kita, Malaysia. Mereka mendisplinkan warga negaranya terutama untuk pedagang kaki limanya. Mereka menyediakan tempat khusus bagi para pedagang agar tertib untuk berniaga dan tentunya juga memberikan sewa yang murah kepada para pedagang tersebut.

Sering kita dapati anak-anak jalanan itu bertempat tinggal di dekat PEMKOT dan juga kantor DPRD.
Pernah tidak sih terpikirkan oleh mereka para pemimpin untuk menengok dan membantu mereka? Mereka tidak bersekolah, menjadi tukang parkir liar atau sekedar bermain-main dengan teman-temannya.
Bagaimana dengan bunyi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Mereka juga generasi muda di masa depan, tetapi siapa lagi yang peduli kepada mereka...
Bagaimana agar pemerintah walau tidak turun langsung tapi membantu secara penuh akan permasalahan tersebut selain juga untuk menertibkan anak-anak jalanan agar tidak menjadi tukang parkir liar? Tetapi di sisi lain juga membantu mengatasi masalah masa depan seperti menyekolahkan mereka atau memberikan pelatihan-pelatihan bagi remaja-remaja yang tidak bekerja karena hanya tamat pendidikan dasar atau sekolah menengah sehingga diharapkan nantinya mereka juga memberikan manfaat bagi kemajuan bangsa dan negara secara umum, dan khususnya untuk kota Balikpapan.

Yang tidak kalah penting juga bagaimana cara menertibkan pedagang kaki lima dan rekan-rekannya yang lain, agar bisa bertindak disiplin dan tertib lantas pemerintah juga menyiapkan dan menyediakan tempat atau penampungan khusus bagi mereka dan tentunya diharapkan murah agar tidak terlalu membebani rakyat kecil terlalu banyak.

Warga menjadi tertib dan disiplin juga karena ada pemimpin yang bijak dan taat pula. Ingin dicintai maka harus mencintai, dan tidak semata-mata mengurus kepentingan sendiri sehingga melupakan para warga yang telah memilih menjadi pemimpin.

Azizah juga teringat dengan Khalifah Umar yang tidak pernah membiarkan warganya terlantar atau kekurangan. Beliau dengan ikhlas dan rela, memikul karung makanan untuk rakyatnya di malam hari. Justru beliau sendirilah yang hidup dengan sederhana bahkan juga kadang kekurangan – meskipun beliau adalah seorang khalifah.
Beliau tidak ingin suatu saat pada masa pertanggungjawaban telah tiba (di negeri akhirat) maka betapa beratnya timbangan amal keburukan dan ringannya timbangan amal kebaikan. Semoga kita juga terhindar dari hal yang demikian. Apalagi sebagai seorang pemimpin yang dipercaya dan juga mengemban amanah bagi rakyatnya.

Comment of (0813-4757xxxx) by phone :
Sebenarnya banyak sekali dari anak-anak jalanan itu yang berpendidikan tinggi. Mereka terbuang, karena ketatnya dunia kerja yang lebih banyak pilih-pilih – misalnya karena ‘orang dalam.’
Solusinya adalah pemerintah memberikan peluang bagi anak-anak jalanan tersebut agar bisa turut serta dalam setiap event yang diselenggarakan oleh pemerintah (menjadi panitia), sehingga nantinya akan terlihat bagaiamana potensi dan bakat mereka di bidang apa. Sehingga ke depan mereka dapat ditempatkan pada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan potensi mereka tadi.


Byar-petnya lampuku

Penyiar : Azizah & Ukhti Yana

Ini nih yang sering dikeluhkan oleh banyak orang, masyarakat Balikpapan khususnya, karena hampir setiap hari lampu di rumah kita selalu byar pet, mulu...
Kan, semua peralatan elektronik jadi banyak yang rusak...akibatnya pegawai-pegawai yang kantornya pada mati lampu, malah mangkir dan pergi ke tempat yang tak tentu arah. Jadi gak efisien, kan?
Jika mati pagi pasti hingga sore hari, jika mati sore pasti hingga malam hari bahkan pagi hari.

Padahal seharusnya yang sering ditulis masyarakat melalui SMS-nya di media massa di Kalimantan Timur, harus ditanggapi dengan serius oleh pihak yang berwenang dan bertanggung jawab atas masalah ini.
Tapi yang ada, pihak terkait malah seolah-olah menutup mata.
Mengapa harus demikian? Nanti kalo masyarakat telah bayar malah kena denda, nah lho...

Memang sih itu adalah sebagian kecil dari yang kita rasakan mengenai byar petnya lampu kita. Ada sukanya, berarti setelah selesai sholat Isya – jika mati lampunya sore, bisa langsung tidur. Kalau siang hari mati lampu, maka kita bisa terbebas dari tayangan televisi yang tidak edukatif. Dukanya tentunya, yang mengandalkan semua pekerjaan kita pada listrik seperti komputer, jualan es (ada kulkas, maksudnya...), dan lain-lainnya.

Tapi yang jelas, semua kita ambil hikmahnya saja, karena kalo tidak mati lampu – yang biasanya terus kerja, jadi lupa waktu untuk sholat, yang sibuk nonton jadi lupa untuk sholat juga, dengan demikian kita bisa mengambil waktu-waktu ketika mati lampu untuk hal-hal lainnya yang bermanfaat namun tidak meninggalkan pekerjaan kita. Kita bisa rapat untuk program esok hari, kita bisa menuliskan ide-ide kita dengan tulisan tangan kita yang indah, kan dah lama tidak menulis tangan? Semua serba komputer...

Jadi, semoga kita termasuk insan yang bersyukur atas semua hal ini. Keep istiqomah...

Comment of (0813-4757xxxx) by phone :
Banyak masyarakat yang belum merasakan adanya kenikmatan menggunakan listrik. Tentunya yang golongan menengah ke atas, dengan segala fasilitas yang dimilikinya harus beryukur. Dan kalaupun mati lampu terus, justru disinilah harus kita sabar dan bersyukur, karena Alhamdulillah tidak seterusnya ada pemadaman lampu. Tidak perlu mengeluh, karena memang tidak ada yang perlu kita keluhkan. Ini masih ujian kecil yang berhubungan dengan aktivitas kita yang berkaitan dengan listrik. Masih banyak permasalahan yang ada di sekitar kita yang bisa lebih kita arahkan ke yang lebih baik lagi.
(Pak Udin – Panorama)

Comment of (0815-2049xxxx) by phone :
Setuju dengan apa yang dikatakan oleh Pak Udin tadi. Bahwa masih banyak yang harus kita lakukan dari sekedar mengeluh tentang pemadaman lampu. Jadi memang harus kita syukuri semua ini, kita jadikan hikmah agar tidak membuat kita terjebak oleh sesuatu yang justru malah menjerumuskan kita untuk terus mengeluh dan marah pada hal ini.
(Ibu Iin – Itchi)


Bahasa Indonesia versus bahasa gaul
23 Rabiul Akhir 1428 H / 11 Mei 2007 M

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Ukhti, bahasa akan menunjukkan tingkat peradaban manusia itu sendiri.s emakin halis dan sopan bahasa seseorang maka dia mencapai tingkat peradaban yang tinggi. Syukron. Itchi. W3.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0813-4768xxxx) :
Asw. Wr. Wb. Ukhti menurut saya bahasa itu bisa menunjukkan kepribadian seseorang dan bahasa gaul itu sendiri banyak mengandung arti negatif, jangan sampai kita terpengaruh bahasa gaul apabila kita tidak tahu artinya karena bisa menghilangkan rasa cinta kepada bahasa Indonesia.
(Janna)

Comment of (0852-1593xxxx) :
Asw. Wr. Wb. Saya Akbar di Strat 1 Rapak, saya ingin mengajak sobat-sobat muda n adik remaja dimanapun berada, mari berbahasa yang baik, halus dan sopan! Jangan takut disebut “kuper” jika tak pandai berbahasa gaul!
(Akbar)

Hemat energi
16 Rabiul Akhir 1428 H / 4 Mei 2007 M

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Yah, bener, hematlah energi, kalo ga hemat berarti boros bin mubazir dan itu membuat kita bangkrut serta dilaknat Allah SWT, jadi gunakan energi secara efisien.
(no name)

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Oh iya, struktur arsitekturnya tadi bagus, kalo ana, Alhamdulillah ana sudah merancang kamar ana supaya hemat energi tapi sayangnya baru kamar pribadi ana sendiri, begini...Alhamdulillah, ana buat jendela di atap terbuat dari atap transparan ana beri kaca, jadi sinar matahari dan sinar bulan menembus melalui plafon hingga menyinari kamar ana.
(no name)

Comment of (0813-4791xxxx) :
Ass. Untuk mengurangi dampak dari pemanasan global, ada hubungannya dengan sampah bahasan kita kemarin, sampah sebaiknya didaur ulang, jangan dibakar, andai setiap rumah tangga membakar sampah bersamaan di seluruh Indonesia saja, bukankah seperti kebakaran hutan. Wassalam.
(no name)


Makin maju / sukses dengan skill baru
13 Rabiul Akhir 1428 H / 1 Mei 2007 M

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw3. ukhti saya mau berbagi pengalaman untuk pendengar BI-Q yang tidak mengeyam bangku sekolah, manfaatkan waktu dan modal seefisien mungkin untuk mengembangkan bakat alam kita.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0852-4660xxxx) :
Mau bagi pengalaman buat ibu rumah tangga ni. Jual pulsa bisa jadi pilihan usaha buat ibu rumah tangga yang memusatkan kegiatannya di rumah. Alhamdulillah lumayan sukses buat saya.
(Mbak Eka)

Traficking (perdagangan manusia)
12 Rabiul Akhir 1428 H / 30 April 2007 M

Comment of (0813-5017xxxx0 :
Ass. Wr. Wb. Saya mau tanya apakah di BI-Q nggak ada ceramah, dan kalo bisa langsung diadakan tanya jawab. Sebelum dan sesudahnya kami mohon maaf. W3.
(no name)

Jawaban :
InsyaAllah sedang kami godog untuk program-program ke depan, do’akan kami ya...
Jazakumullah khoir.

Comment of (0852-4727xxxx) :
Asw. .. kak ane agak kurang ngerti dengan temanya, maklumlah masih kurang pengetahuan, hehe...tapi tetap menurut saya penjualan manusia...wah itu mah dah dzolim banget kalo sampe-sampe ada yang melakukan hal tersebut. Orang yang menjual manusia tiada balasannya kecuali laknatullah, kak biasa Edcousticnya, menjadi diriku. Ok, syukron, jazakillah...
(Ozan)

Comment of (0812-5345xxx) :
Yang ironis dari traficking ini orang tua yang sengaja menjual anak mereka hanya untuk mengisi perut mereka, anak yang seharusnya sebagai amanah jadi fitnah, masa depan anak-anak bangsa jadi suram dengan dunia pelacuran, bikin kompleks masalah umat aja, keimanan dan ketaqwaan sudah pudar, kita harus yakin Allah Maha Segalanya, dunia hanya permainan yang melalaikan kita.
(Ukhti Nurul)

Missed Call : 0815-4556xxxx, 0815-2048xxxx, 0819-5256xxxx

Home schooling
17 Rabiul Akhir 1428 H / 5 Mei 207 M

Comment of (0542-7118xxx) by phone :
Tidak begitu setuju dengan adanya home schooling, karena ilmu itu haris dicari, ada ujian, ada pelajaran dan orang yang belajar harus diuji dulu. Belum begitu pro, lebih pro dengan sekolah alam, karena anak-anak mendapatkan aspek sosial, ekonomi, religius, dll, jika home schooling maka ia seperti tidak mendapatkan itu, kesannya individual.

Tidak terlalu pro dan tidak terlalu kontra, karena sudah ada komunitas dimana birokrasinya mudah, gilirang UAN-UAS sudah terakomodir dengan baik. Di Balikpapan, bisa saja membutuhkan waktu lama berbeda dengan yang sudah ada di Jakarta atau Surabaya. Lagian lingkungan sekolah sudah kondusif, misal sekolah Islam sudah banyak.
(Yana dan Rossi)

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Afwan, kalo boleh nanya, apakah HS itu bisa terjangkau sampai golongan bawah? Karena HS itu selain ada gurunya, ada juga didatangkan dari yang ahlinya.

Ass. Wr.wb. kalo ana, ana suka dengan HS, karena kurikulumnya dan cara mengajarnya membuat siswanya tidak stress untuk belajar. Jadi ana setuju kalo ada di Balikpapan. Terima kasih moga cepat sembuh.
(no name)

Jawaban :
InsyaAllah di wilayah Balikpapan sendiri telah terbentuk Home Schooling, yang merupakan cabang dari Asah Pena – Jakarta, dan juga sudah berjalan.

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Ana lagi, “kegagalan adalah memulai satu langkah ke belakang dalam kerinduan mendambakan keberhasilan.” Jadi bersemangat dan jadilah ahli syukur yang diberikan Allah SWT.
(no name)


Pentingnya berbahasa (bahasa asing)
15 Rabiul Akhir 1428 H / 3 Mei 2007 M

Comment of (0852-1501xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Iya mba Azizah saya setuju sekali, bahwa sekarang umat Islam harus bisa bahasa asing. Bahkan sebagian ulama kontemporer berpendapat “tidak dianggap sebagai ulama, ia tidak bisa berbahasa Inggris (bahasa Internasional) so, yo kita sama-sama banyak belajar dan membaca.
(no name)

SMS yang hilang : 0813-4661xxxx

Comment of (0813-4709xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Apa kabar Azizah...? Bcara tentang bahasa, Indonesia-lah gudangnya, para pakar bahasa di dunia paling suka apabila meneliti bahasa di Indonesia, bahkan pakar-pakar tersebut menjuluki Indonesia dengan The Giant Language (gudang bahasa), Indonesia tercatat punya 400 lebih bahasa. Dari Yusuf. Pondok Karya Agung. Keep up your spirit. Wassalam.
(Yusuf)

Comment of (0812-5345xxx) :
Belajar bahasa asing / daerah sangat menarik, tidak hanya tahu bahasa mereka, tapi budaya mereka. Penting sebagai muslim wajib belajar bahasa Arab, sebagai sunatullah qita sebagai muslim baiknya biasakan juga gunakan bahasa Arab dalam pergaulan sehari-hari. Dengan menguasai bahasa asing dan teknik-teknik komunikasi qita bisa jadi diplomat yang sukses. Req. Ching Ai – Raihan yap! Jzkllah.
(Ukhti Nurul)


Sukses adalah...

Comment of (0815-2049xxxx) :
Bahagia dan sukses itu relatif dan menurut kelas kehidupan masing-masing individu. Sekali lagi tanamkan raya syukur pada Yang Kuasa, karena itu obat yang paling mujarab di semua situasi. Oh ya makasih banyak atas sapaan ukhti tiap kali siaran moga menjadi insan kamil.w3.

Comment of (0812-5345xxx) :
Kesuksesan hanya akan diinspirasi oleh yang bervisi, dimiliki oleh yang berkeyakinan mendalam, dilaksanakan oleh yang cerdas, dimenangkan oleh yang berani, diraih oleh yang sehat dan kuat, digerakkan oleh yang bermotivasi, diraih dengan perencanaan yang matang, dihasilkan oleh kerjasama dalam tim, dilalui dengan kerja tuntas.
(Ukhti Nurul)

Bisa merasa bukan sekedar merasa bisa
2 Rabiul Akhir 1428 H / 20 April 2007 M

Comment of (0812-5840xxx) :
Asw. Ukhti, ana Zaidah di Kanada, saya mau saran, boleh kan! Siaran BI-Q ini kan Alhamdulillah, dah banyak pendengarnya, khususnya para remaja, menurut ana gimana kalo ada sesent yang membahas tentang problematika remaja. O iya putarin lagunya Unic You and I see, ya. Ukhti kenapa belum ada album Unic ke-2, banyak loh yang suka ama album ini, kalo bisa diusahakan ya? Wassalam.
(Zaidah – Kanada)

Jawaban :
Boleh sekali... Alhamdulillah, insyaAllah semua program lama termasuk “Curhat Remaja” sedang dipersiapkan kembali dan juga kami ada perpindahan studio. Terima kasih atas support dan dukungannya...

Layakkah kita dicintai?
1 Rabiul Akhir 1428 H / 19 April 2007 M

Comment of (0852-4727xxxx) :
Asw. Kak Azizah semangat ya? Wah temanya menyentuh banget kak...Q seneng dengan tema ini. Coz Alhamdulillah banyak orang yang sayang ma aku, ada ummi, ayah, sahabat-sahabatku, murobbiku Abi Zulkarnaen. Syukron dah memberikan Ozan semangat dalam berbagai hal. Ana uhibukum fillah. Kak lagunya Mirwana yang permataku & Edcoustic masa muda. Jazakillah.
(Ozan)

Comment of (0813-4768xxx (missed call) & 0813-4768xxxx) – one person :
Cinta ibu kepada anaknya yang begitu besar membuat seorang ibu rela berkorban apa saja untuk anaknya tapi membalas cinta ibu yang begitu besar kepada kita selain tentunya berbakti, berdo’a. Untuk apakah orang yang selalu berpikir bahwa dia disayangi apakah ia layak disayangi?
Sedangkan banyak sekali kekurangan fisik pada dirinya sehingga ia merasa minder dan tak berguna.
Apakah ia layak untuk dicintai?
(Janna)

Jawaban :
Alhamdulillah, semua orang di dunia ini layak untuk dicintai tiada terkecuali. Kata siapa bahwa manusia itu tidak sempurna? Memang dari fisik tidak terlihat sempurna, tetapi hati kita tiada sesiapa yang tahu kecuali diri kita dan Allah SWT semata. Mengapa harus minder?
Kita punya kelebihan dan kekurangan. Kita punya potensi luar biasa yang dikaruniakan Allah kepada kita semua, meskipun mungkin kita terlihat sempurna fisik, belum tentu kita punya hati yang baik bukan? Jadi, jangan berputus asa untuk Janna. Semoga kita senantiasa bersyukur, karena Allah begitu sayang kepada kita. Yang membedakan diri kita semua adalah terletak pada hati kita, iman dan ketakwaan yang terdapat di dalamnya. InsyaAllah demikian...Ganbatte kudasai!

Comment of (0813-4768xxx) :
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ukhti Azizah terima kasih ya atas jawaban pertanyaannya Janna tadi. Maaf tadi q missed call soalnya aku ingin memastikan apakah nomor yang kukirim SMS benar atau tidak, maaf ya ukhti. Janna senang dengan tema-tema yang ukhti bawakan soalnya selalu berhubungan dengan masalahku. Ukhti aku cuma bisa mendengarkan Morning Share pada saat libur. Terima kasih ukhti atas jawabannya SMS. Aku tidak minder lagi dan putus asa tolong do’akan aku aku ukhti agar tidak minder lagi.
(Janna)

Jawaban :
Subhanallah, InsyaAllah kami selalu do’akan. Tetap semangat, ya...


Bahagia adalah...
4 Rabiul Akhir 1428 H / 23 Maret 2007 M

Comment of (0852-5056xxxx) :
Ass.wr.wb. Menurut ana :
1.Bahagia adalah ketika kita bisa mensyukuri nikmat Allah SWT
2.Kebahagiaan yang paling tinggi yang ingin dicapai seorang muslim yaitu ketika kita bisa meletakkan kedua telapak kaki di jannah dan bisa bertatap wajah dengan Allah SWT.
Request lg kembali from Izis. Syukron, Jazakumullah khoiron.ws.wr.wb.
(M. Danu Rifani)

Comment of (0813-4768xxxx) :
Asw. Ukhti menurut saya bahagia adalah bagaimana kita bisa membuat orang yang kita sayangi bahagia, selalu bersyukur kepada Allah, kita bisa berguna buat orang lain, hati kita selalu memperoleh ketenangan lahir batin, kita mampu bersabar, menghadapi cobaan dari Allah dan ikhlas dan melewatinya mampu menerima kekurangan diri dan orang lain, mampu menghadapi segala problema sehingga iman kita menjadi sempurna dan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
Justice Voice – Problema
(Janna)

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Ukhti lagi home sick nih? Sama dong. Sepertinya bahagia itu melekat apabila seseorang bisa memenuhi berapa persen daripada kebutuhan rohani dan jasmaninya. Dan tingkat kebutuhan orang-orang itu berbeda. Jangan bosan ya.w3.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0852-2049xxxx) :
BI-Q maju terus...
(Anton – Gunung Empat)

Mencari teman sejati
3 Rabiul Akhir 1428 H / 21 April 1428 H

Comment of (0815-2049xxxx) :
Sahabat sejati biasanya tak memandang kita dari jasad lahiriah dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kita akan punya teman sejati kalau kita sudah tahu berkorban untuk orang lain. Itchi.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0542-7118xxx) :
Teman sejati adalah yang menemani kita saat teruji susah dan senang, kalau tidak teruji maka hanya teman biasa. Lalu ia juga mau berbagi, menceritakan kisah dukanya di bahu kita untuk bersandar – tidak ketika suka saja, karena itulah manfaatnya teman sejati. Buat sahabat yang berdua, satu sudah menikah dan satu belum, tetap harus menjaga aib suami di depan temannya yang menikah itu, kemudian yang telah menikah juga tidak bercerita tentang wanita lain di depan suaminya.
Salam persahabatan untuk sobat muslim semua pendengar BI-Q.
(Ukhti Yana)

Comment of (0852-5056xxxx) :
Asw. Teman sejati adalah mau diajak berjihad di jalan Allah SWT, shaleh dan istiqomah, yang bisa mengingatkan kita di saat iman turun dan prilaku salah. Senantiasa hadir untuk kita. Begitu pula sebaliknya tidak hanya datang di saat senang dan hilang di saat susah.
Tipsnya :
1.Muhasabah diri kita, apakah kita pantas menjadi teman sejati bagi teman sejati kita.
2.Bermuamalah di rumahnya dan amatilah perilakunya.
Afwan request lagu pewaris negeri from Izzatul Islam. W3.
(Mujahid Muda)

Comment of (0542-7131xxx) :
Menjaga pertemanan juga lebih susah dari perkenalan. Berkenalan dengan banyak orang akan memberikan ukhuwah Islamiyah. Banyak teman banyak rejeki.

Mengkritik dan menerima kritik
29 Rabiul Awal 1428 H / 10 April 2007 M

Comment of (0852-4727xxxx) :
Asw. Wah klo ane sih malah seneng klw di “kritik” coz dengan dikritik kita bisa memperbaiki diri dan menjadi tambah baik. Ozan di Stal Kuda, bwt k’ Azizah semangat ya kak...
(Ozan)

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Orang bisa menerima kritikan adalah orang yang berjiwa besar, karena dengan sendirinya orang itu menyadari bahwa tiada hamba yang sempurna. Seperti ada seorang istri yang rela dimadu. Siapa yang rela? Karena itu memang hal yang berat. Kalau memang ada, saya sangat salut dan ikut mendo’akan. Bukankah al insan mahallul khottok wannis yan? Hadiah donk nasyidnya Belajar dari Ibrahim.w3. Intibah di Itchi.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0852-4734xxx) :
Afwan sms-nya hilang nih

Comment of (0852-4723xxxx)
Asw. Afwan sebelumnya ana ingin mengkritik BI-Q. Kalo bisa pembaca kisah-kisah Rasulullah yang biasanya siaran pagi bacaannya dibagusin dan dihidupkan lagi supaya kita-kita yang dengerin jadi ngerti.

Jawaban :
Jazakumullah atas kritikannya. Untuk hal tersebut InsyaAllah bukan dari penyiarnya, tetapi yang membaca Shirah Nabawiyah tersebut adalah hasil rekaman. Semoga ke depan mendapatkan rekaman yang lebih baik.

Comment of (0852-4727xxxx) :
Asw. Kak Azizah yang baik...puterin Edcousticnya “masa muda”...

Mengalah untuk menang
5 Rabiul Akhir 1428 H / 23 April 2007 M

Comment of (0813-5074xxx) :
Ass. Ana Atiqoh di Karjo (Karang Rejo). Ana mo tanya contoh mengalah untuk menang pada diri Rasulullah adalah teladan qita? W3.
(Atiqoh – Karang Rejo)

Jawaban :
Mengalah untuk menang dapat kita artikan sebagai sabar. Tentu banyak sekali contoh kesabaran yang tergambar dari Rasulullah sebagai teladan kita. Salah satu di antaranya adalah tatkala beliau sedang berjalan melewati salah satu rumah, dan pemilik rumah tersebut selalu memberikan makian bahkan menyiram beliau dengan kotoran dan lain-lain. Namun ketika pemilik rumah tersebut sakit, beliau datang mengunjunginya dan juga memberinya makan, yang akhirnya orang tersebut mau masuk ke dalam Islam setelah mengetahui bahwa Rasulullah orang yang tidak seperti yang ia kira.
Dan masih banyak contoh kesabaran Rasulullah serta para sahabat dalam banyak hal, dan Alhamdulillah, Islam mencapai kejayaan dan kemenangan, bukan?
Semoga dapat dipahami dan bisa mencari contoh yang lainnya di dalam Al-Qur’an, InsyaAllah...
Jazakumullah khoir...

Comment of (0815-4556xxxx) :
Asw. Ukhti kasian tu ngomong sendirian. Tapi moga-moga ada manfaatnya untuk kami semua. Kalau saya lebih cenderung memilih orang yang diam tapi banyak bukti dalam perbuatannya, dipilih untuk sebagai teman dan panutan. Daripada orang banyak bicara tapi tidak ada bukti, karena orang-orang seperti itu sering-sering adalah orang yang kalah dengan diri sendiri. W3. Itchi.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0813-5074xxxx) :
Ass. Ana mo nanya BI-Q sekarang dimana? Boleh ndak ana temenin Azizah siaran, kan kasian Azizah siaran sendirian?
(Atiqoh – Karang Rejo)


Berani mengambil keputusan
6 Rabiul Akhir 1428 H / 24 April 1428 H

Comment of (0815-4556xxxx) :
A lot thank’s girl. One more : belajar dari Ibrahim. Keputusan beliau untuk mengorbankan putranya adalah pelajaran yang sangat patut ditiru. W3. Itchi.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0813-5074xxxx) :
Ass. Ana Atiqoh. Alhamdulillah penjelasan Azizah cukup jelas, ana mo usul akan lebih baik jika segala materi yang disampaikan disertai dengan dalil agar solusi yang diberikan lebih meyakinkan.
(Atiqoh – Karang Rejo)

Jawaban :
Alhamdulillah, InsyaAllah banyak tema yang kami beri dalil juga agar kita pun juga memahami banyak tentang apa yang kita hadapi. Namun jika ada yang tidak sempat, kami mohon maaf... semoga semua dapat kami perbaiki lagi.
Kemudian, bahwa semuanya telah diatur dengan sangat sempurna sekali dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Untuk tema ini, ukhti dapat melihat pada Qur’an Surat Al-Fath ayat 10, mengenai Perjanjian Hudaibiyah.

Comment of (0813-5074xxxx0 :
Ass. Ana Atiqoh lagi. Ana mau berbagi pengalaman, saat ana kelas 3 SMK, ana mulai belajar Islam sat ana tahu bahwa nyontek itu dosa, ana memutuskan untuk tidak nyontek maupun memberikan contekan pada teman-teman, ana sempat jadi bahan pembicaraan satu kelas tapi ana yakin Allah pasti akan menolong, Alhamdulillah saat terima ijazah, nilai ana cukup memuaskan.
(Atiqoh – Karang Rejo)

Akulah remaja...
7 Rabiul Akhir 1428 H / 25 April 2007 M

Comment of (0542-5607xxx) :
Aku adalah remaja yang sudah hancur. Kehancuran yang terjadi di diriku hanya 2 kemungkinan yang aku tangkap :
1.Apakah ini cobaan?
2.Atau apakah ini siksaanku di dunia?
Tapi aku hanya menilai, apapun yang terjadi adalah yang terbaik dari Allah SWT. Apa yang baik menurut kita, belum tentu bagi Allah. Apa yang baik bagi Allah, sudah tentu baik untuk kita. Di sisa hidupku aku hanya pengen jadi orang yang berguna / bermanfaat bagi siapa saja. Semoga...
(Ari – Gunung Sari)


Salah jurusan (pendidikan)
9 Rabiul Akhir 1428 H / 27 April 2007 M

Comment of (0542-7118xxx) :
Kalau salah jurusan, dinikmatin aja, jangan pernah menyesal, banyak tokoh-tokoh yang sukses dengan salah jurusan, tetap semangat mencari ilmu yang banyak.
(Ukhti Yana)

Comment of (0542-423xxx) by phone :
Jika salah jurusan, takutnya semangat belajar berkurang, kemudian pangsa kerja yang ada sekarang juga sangat ketat sekali. Sehingga jika salah jurusan, kemungkinan mendapatkan pekerjaan sesuai bidang akan sulit. Lantas bagaimana jika ada dua jurusan yang sama-sama disukai, bagaimana cara memilih yang tepat di antara keduanya, serta tips-tipsnya supaya tidak salah jurusan atau jika telah salah jurusan juga?
(Pak Amin – Prapatan)

Jawaban :
Alhamdulillah, telah terjawab di materi yang diberikan di tema ini, InsyaAllah. Jazakallah...

Comment of (no number) :
Ass. Kepada ikhwan – akhwat, pilihlah jurusan pendidikan yang berpotensi pada diri dan diridloi Allah SWT.
Request Belajar dari Ibrahim : Snada.

Yes, Iam moslem
10 Rabiul Akhir 1428 H / 28 April 2007 M

Comment of (0813-5008xxx) :
Ass. Ukht, ana ada saran nich, gimana kalo backsoundnya diganti dengan...nasyidnya Dawai Hati, atau Innamiera, soalnya kan penyiarnya akhwat. Jadi backsoundnya juga nasyidnya akhwat...ok! afwan.
(Nadia)

Jawaban :
Jazakumullah khoir atas sarannya, namun itu sudah ditetapkan dan jika diganti, pendengar tentunya akan malah merasa asing, karena pernah dicoba dengan yang lain – malah banyak yang tidak setuju.

Comment of (0813-4661xxxx) :
Menjadi seorang muslim, yes!! Sudah keyakinan kepada Allah, percaya diri sebagai seorang muslim, Islam yess!!
(Taufiq)

Comment of (0813-4725xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Salam kenal buat yang lagi siaran, spa tadi namanya?? Saya Sigit personil grup nasyid Shohibuzzaman, senang bisa bergabung dengan BI-Q FM apalagi hujan-hujan begini, oh ya mba saya mau tanya gimana hukumnya apabila saya meninggalkan sholat dikarenakan saya lagi tugas jaga orang yang sholat, sementara saya sebagai seorang anggota POLRI!!! Contohnya orang lagi sholat Jum’at, saya malah ngatur lalu lintas jalan raya di depan masjid?
(Sigit)

Jawaban :
InsyaAllah sudah Azizah jawab pada saat siaran. Semoga dapat dipahami. Jazakumullah khoir...InsyaAllah nanti akan Azizah hadirkan bintang tamu setiap hari Sabtu untuk pembahasan yang tidak Azizah kuasai. Mohon maaf atas kekurangannya, do’akan agar kami bisa lebih baik lagi.

Comment of (0813-5008xxx) :
Ass. Ukh ana punya pengalaman nich. Ana pernah diundang dalam acara ultah teman ana, waktu itu aq memakai pakaian muslim (rok) dengan PD aku datang dengan pakaian itu n ternyata acaranya tuh wah...disco banget...n temen-temen aku tuh pakaiannya kecil dan kurang bahan, ga pake jilbab lagi. Di situ juga aq ditegur, kamu mau pengajian di mana, haha...duh rasanya aq malu banget, tapi aq sadar aq ga boleh minder, bahwa aq adalah muslimah. Nasyidnya setanggi syurga – In Team.
(Nadia)

Comment of (0852-5056xxxx) :
Ass. Wr. Wb. I’m moslem realitanya sekarang banyak umat Islam yang mengaku mulsim tapi untuk sekedar mendirikan shalat saja masih ogah-ogahan, so kita harus berjihad / berdakwah supaya kita masuk JANNAH-Nya bareng-bareng.
1.Kata untuk Islam JIHAD
2.Kata untuk islam JIHAD FII SABILILLAH
3.Kata untuk Islam JIHAD FII SABILILLAH, Allahu Akbar!! W3.
Afwan lagunya terserah kalo bisa yang hirarki supaya semangat, jangan slow-slow. Syukron. Wass.
(Mujahid Muda)

Tantangan, siapa takut!
11 Rabiul Akhir 1428 H / 29 April 2007 M

Comment of (0852-4727xxxx) :
Asw. Ok, kak ane terima tantangannya,...Hehe...kalo aku sih dengan banyak dan semakin berat tantangan yag menyerang diri kita, maka akan membuat diri semakin baik (InsyaAllah), lagunya Edcoustic yang masa muda atau menjadi diriku...jazakillah ya kak. Tetap semangat, ya please...puterin lagunya...coz Ozan cuape banget, biz berenang...
(Ozan)

Comment of (0852-4669xxxx) :
Human being is brother (musuh hanya setan). Dalam QS. Al-Mulk (67) : 2, Allah menguji hamba-hamba-Nya. Sehingga dengan ujian-ujian kita bersemangat untuk menjalankan perintah-Nya. Banyak tantangan dalam hidup ini.
(Abid)

Comment of (08524734xxxx) :
Tidak ada tulisan
(Anton – Gunung Empat)

Missed call : 0813-4661xxxx

Comment of (0542-560xxxx) :
Ass. Ana Zaidah di YPPH, ukhti puterin lagunya In Team bicara kata ya. N buat ukhti, jaga kesehatan n tetap istiqomah ya. W3.

Comment of (0852-5056xxxx) :
Ass.
1.Jangan pernah berpikir tantangan itu sulit ‘n imposible
2.Berpikirlah walaupun tantangan itu sulit tapi kita pasti mampu menghadapinya
3.Allah akan memberi ujian sesuai dengan kemampuannya so kita pasti mampu
4.Berbaik sangka pada Allah, coz apapun itu rencana Allah selalu indah, Allah selalu bersama kita. Req. Senyum donk fren. W3.
(Mujahid Muda)

Comment of (0858-2103xxxx) :
Kehidupan ini adalah medan perjuangan / ujian untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Allah sebagai ungkapan syukur qt kepada-Nya.
(No name)

Comment of (0852-5056xxxx) :
Ass. Wr. Afwan, lagunya Arruhul Jadid Fii Jasadil Ummah. Syukron. Jazakillah. W3.
Teguhkan hatimu untuk tetap berada di jalan ini, jalan yang panjang, ujungnya bukan dunia dan bukan pula usia. Yakinlah bahwa antum / antuna Arruhul Jadid Fii Jasadil Ummah. Allahu Akbar!!
(Mujahid Muda)

Missed call : 0852-4734xxxx

Comment of (0852-4721xxxx0 :
Ass. Wr. Wb. Jika engkau kesulitan dalam suatu tantangan, jangan putus asa, jangan gelisah dan jangan ragu. Percayalah, dalam keluar akan segera datang untuk semua muslim dan muslimah semangatlah menghadapi segala tantangan. Jazakillah. Wass.
(no name)

Comment of (0813-5031xxxx) :
Ass. Ukh, ane mo komentar dikit, menghadapi tantangan tuh emang sulit, but dengan tantangan itu dapat menggugah tekad qt untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah. Yakin deh ukhti semua InsyaAllah dengan menghadapi tantangan itu qt bisa lebih berkembang. Lagunya Hawari yang “Dari Allah kembali ke Allah” special tuk teman-teman snazzy L’Fikr di YPPH met belajar moga sukses selalu, for ukhty yang baca, syukron.
(no name)

Ada apa dengan sampah?
14 Rabiul Akhir 1428 H / 2 Mei 2007 M

Comment of (0813-4661xxxx) :
Assalamu’alaikum...ana Taufiq wah ana tertarik dengan tema sampah. Emm...cobalah biasakan mulai dari hal yang kecil, misalnya : kalo buang buang bungkus permen jangan langsung dibuang...jadi dikantongin dulu, jika belum dapat tempat sampah. HAYO JAGALAH KEBERSIHAN!
(Taufiq)

Missed call : 0813-4791xxx, 0542-7144xxx

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Ana Taufiq lg, Cuma mengingatkan, mungkin sampah yang sobat buang ada manfaatnya, InsyaAllah bisa jadi ajang kreativitas atau kerajinan rumah tangga...ingatlah sobat, semua yang diciptakan Allah ada manfaatnya.
(Taufiq)

Comment of (0815-2043xxxx) :
Untuk menunjukkan masyarakat sadar akan kebersihan, maka perlu disiapkan tempat sampah yang mudah dijangkau dan terpisah antara sampah organik dan non organik agar mudah didaur ulang.
(no name)

Comment of (0813-4791xxxx) :
Tanpa adanya kesadaran dari individu masing-masing, peraturan pemerintah tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
(no name)

Comment of (0813-4768xxxx) :
Ass. Cara mengurangi kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan bisa dimulai dengan dari rumah kita sendiri. Misalnya menyediakan tempat sampat tidak hanya di dapur atau halaman rumah tapi juga di kamar tidur atau ruang pribai yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan pribadi sehingga apabila ada seseorang indvidu melakukan kegiatan yang menghasilkan sampah misal bungkus rautan pensil tidak perlu keluar ruangan dan InsyaAllah bisa menimbulkan kebiasaan diri sendiri dan kesadaran pentingnya kebersihan dari diri sendiri.
(Janna)

Comment of (0813-4791xxxx) :
Seperti di Jepang, sampah diolah menghasilkan gas, dan di daerah Jawa, sampah kotoran manusia diolah menghasilkan gas, dipakai untuk kompor gas.
(no name)


Menggali motivasi dari kegagalan

Judul tema ini Azizah ambil dari buku berjudul Learning of Etos, Penulis : A.N. Ubaedy.

Siapa yang tidak pernah gagal? Justru banyak sekali orang-orang sukses, menjadi sukses, dikarenakan gagal terlebih dahulu. Bukan berarti mereka tidak melewati tahap-tahap kegagalan.
Jika kita membaca biografi dari milik Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln – kita akan begitu termotivasi dengan banyaknya kegagalan yang ia lalui sampai mencapai puncak tangga kesuksesan.

Justru jika kita tidak bangkit dari kegagalan, maka itu sesungguhnya adalah kegagalan yang sebenarnya. Belum melangkah, kita sudah dibayangi oleh rasa takut gagal atau putus asa.

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum tersebut tidak merubahnya terlebih dahulu.
Bisa juga dengan diri kita. Allah tidak akan merubah keadaan kita, sementara kita malas berusaha dan suka menunda-nunda sesuatu yang harusnya bisa kita selesaikan di waktu ini.

Terkadang kita suka sekali menganggap orang lain lambat dalam bekerja, dan diri kitalah yang unggul. Ini lebih banyak tidak kita sadari, padahal sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain yang ada di sekitar kita. Karena rasa egoisme yang tinggi pada diri kita, tentu itu juga merupakan salah satu dari faktor kegagalan kita.

Kegagalan dapat kita jadikan motivasi untuk terus bergerak ke depan, dengan melihat peluang yang ada di sana. Dengan kegagalan-lah, kita dijadikan motivator pada diri kita sendiri, bahwa kali ini saya tidak boleh gagal lagi. Kemudian kita menggali faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan kita, sehingga kita bisa menemukan jalan untuk mengatasi kegagalan tersebut. Berarti, satu kegagalan – telah memberikan kita satu atau beberapa solusi dan jalan keluar untuk mengatasi kegagalan.

Nilai yang sangat berharga untuk kita, bukan?
Bahkan dalam nasyidnya Saujana tentang nilai kegagalan, dikatakan bahwa nilai kegagalan lebih berharga dari kejayaan.



Menggali motivasi dari kesalahan
19 Rabiul Akhir 1428 H / 7 Mei 2007 M

Judul tema ini Azizah ambil dari buku berjudul Learning of Etos, Penulis : A.N. Ubaedy.

Comment of (0813-5074xxxx) :
Ass. Ana Atiqoh, apakah Rasulullah pernah melakukan kesalahan? Ana mo mengajukan tema “warisan peradaban Islam” untuk dibahas di BI-Q, bisa kan?
(Atiqoh)

Jawaban :
Untuk hal tersebut, ukhti dapat melihat salah satu kisah pada Qur’an Surat ‘Abasa : 1-42.
Untuk tema yang diajukan, insyaAllah bisa.

Comment of (0812-5840xxx) :
Ass. Ukhti, menurut ana, bangkit dari kesalahan dengan hati yang lebih istiqomah, insyaAllah apapun yang terjadi akan terasa ringan. Ukhti, puterin lagunya GR “keikhlasan”, tisam for Ayu, Ila, Kaka, Ira, Elin, Awan n sma snazzy el fikr, lam kompak aja. Thank’s ya, Zaidah di YPPH.
(Zaidah – Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah)
Missed call : 0852-4730xxxx

Comment of (0813-4768xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Ukhti saya punya sahabat yang sering saya ajak curhat tapi lama-kelamaan, saya merasa kurang nyaman dengan semua itu. Menurut ukhti apa yang harus saya lakukan agar saya tidak melakukan kesalahan yang sama?
(Janna)

Jawaban :
Kurang nyaman bisa berasal dari diri kita sendiri, bisa juga memang hal tersebut berasal dari teman kita. Sebaiknya tidak memutus tali silaturahim, namun bisa juga memberi jeda untuk pertemuan yang terlalu sering, sehingga di lain waktu akan timbul rasa rindu pada teman karena Allah SWT.
Semoga bisa saling bersinergi dan bisa instropeksi terhadap apa yang mungkin merupakan penyebab dari rasa tidak nyaman tersebut. Jazakillah...

Comment of (0542-7110xxx) :
Mbak Azizah...saya selalu ingin berbuat yang terbaik pada anak istri, tapi sering gagal, apa yang saya perbuat selalu kurang di mata mereka. Jadi apa yang harus saya lakukan? Thanks.
(Bapak Anto)

Jawaban :
Untuk hal yang demikian, Azizah sendiri belum berpengalaman banyak. Namun, belum tentu yang kita anggap gagal – adalah gagal bagi keluarga kita. Mungkin saja, belum ada komunikasi yang universal menyangkut keluarga Bapak. Semoga situasinya menjadi lebih baik dan nyaman, setelah komunikasi terbentuk. Bisa dengan menanyakan, apa yang bisa kita lakukan agar mereka senang terhadap sesuatu dari kita, dan bisa juga yang lainnya.
Jazakallah...

Comment of (0813-4709xxxx) :
Ass. Memang kesalahan itu ibarat lahan yang secara perlahan-lahan harus diselesaikan walaupun rela berkorban mungkin sampe gak makan, iya kan..? Artinya kalo kita mo belajar dari kesalahan and mo memperbaikinya, InsyaAllah akan dibantu Allah SWT.
Memperbaiki kesalahan akan mendatangkan kesolehan, kesolehan dipupuk, meminimalisir pikiran buruk. Yusuf, Pondok Karya Agung.
(Yusuf)

Menggali motivasi dari hinaan

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Ana Taufiq “orang-orang yang ikhlas tidak membutuhkan alarm yang berdering untuk mengingatkan, setiap kali jiwanya tergelincir manuju dasar kehinaan.”
(Taufiq)

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Wr. Wb. “menerima batas minimal, pada akhirnya akan berubah menjadi menerima perasaan yang dihinakan.” Afwan, bolehkah diputerkan nasyid – In Team, kasih kekasih. Terima kasih.
(Taufiq)

Comment of (0813-4709xxxx) :
Ass. Azizah – kita sih gak usah resah alias takut bin khawatir pada yang namanya hina, slama tujuan hidup kita Allah dan menjaga diri sebisa mungkin InsyaAllah qt selamat dari kehinaan, walaupun kehinaan itu tak lepas dari setiap insan, orang sealim Syeikh Datuk Abdul Jalil pun masih slalu diiringi kehinaan, yang dibilang lahir dari cacing-lah dan hinaan lain-lain, apalagi insan yang berlumur dosa mo lepas dari kehinaan, DAK GAMPANG LAH YAOOO...Yusuf, thanks Azizah dan bacain.
(Yusuf)

Comment of (0815-2049xxxx) :
Hinaan bila kita sadari akan membuahkan kemuliaan yang suatu saat datang pada kita. Oh ya masalah pendidikan kualitas dan kuantitas masih banyak orang bingung memilih mana yang penting. Itchi.
(Ibu Iin – Itchi)

Menggali motivasi dari kekurangan
24 Rabiul Akhir 1428 H / 12 Mei 2007 M

Judul tema ini Azizah ambil dari buku berjudul Learning of Etos, Penulis : A.N. Ubaedy.

Comment of (0813-4709xxxx) :
Asw. Kekurangan adalah bukti bahwa kita makhluk lemah yang memerlukan bantuan-Nya. Kesadaran kita, mestinya merasa malu untuk berlaku sombong, takabur. Thanks ya Azizah dan jangan sakit lagi. Wassalam. Yusuf.
(Yusuf)

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Kaihal? Ana bikhoir aidon. Ukhti saya ndak sengaja keliling, aduh Subhanallah BI-Q menggema di mana-mana. Makanya say thank to Allah. W3. Itchi.
(Ibu Iin – Itchi)

Menjadi remaja muslim yang bertanggung jawab
29 Rabiul Akhir 1428 H / 17 Mei 2007 M

Comment of (0852-4659xxxx) :
Mbak, Joko mo nanya. Kita udah jadi anak yang sukses. Tapi di sisi lain ortu seolah memfonis harus tanggung jawab semua kebutuhan rumah padahal udah tapi ortu merasa kurang terus.

Jawaban :
Sukses menurut ukuran kita dengan orang tua kita, seringkali berbeda. Justru darisana-lah kita diajak untuk merenungi diri sejenak, terkadang kita yang tidak peka terhadap permasalahan ini. Di saat kita kecil hingga remaja, kita selalu ingin diperhatikan. Begitupun dengan orang tua kita saat ini, sebenarnya menginginkan perhatian yang saat ini telah kita bagi dengan pekerjaan kita atau kesibukan kita yang lainnya.
Jazakallah...


Polusi udara
22 Rabiul Akhir 1428 H / 10 Mei 2007 M

Comment of 90813-4709xxxx) :
Ass. Khabarnya Azizah lagi sakit, cepat sembuh ya...! Akan menemukan keajaiban kalo kita yakin dengan diri sendiri, contoh sederhana : di alam sadar secara logika kita kesusahan melompati tembok setinggi 5 meter, tapi suatu saat ketika kita dikejar anjing dan berada di bawah alam sadar maka tembok yang setinggi 5 meter tersebut akan dilalui dengan mudah, so membangun kepercayaan diri akan menemukan kekuatan yang tak bisa diukur dengan nalar manusiawi, asal percaya dirinya jangan berlebihan. Yusuf.
(Yusuf)

Jawaban :
Ini menanggapi informasi tambahannya, bukan pada tema utamanya yaitu ‘polusi udara.’ Namun terima kasih banyak atas partisipasinya.

Comment of (0813-4661xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Ana Taufiq, ana bukan anak teknik, tapi ana punya usul, gimana dari cara pembuatan mobilnya mungkin sebelum CO2-nya dibuang yang berupa asap...diubah dulu di mesinnya menjadi air atau uap bukan berupa asap yang mengepul.
(Taufiq)

Comment of (0852-5070xxxx) :
Ane setuju jika illegal logging segera dihentikan dan membuat hutan kita gundul oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Padahal hutan-hutan tersebut mengurangi polusi udara di negara kita, dan juga aq ingin menyarankan untuk sobat semua, gunakan kendaraan bermotor yang tidak banyak membuat polusi. Bisa juga jika kita bersepeda atau jalan kaki seperti orang Jepang, selain sehat, hemat dan bebas dari polusi udara.
(Nila)

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Saya nggak mau bersepeda karena banyak gunungnya ntar kaki saya kesemutan, lain seperti Surabaya, minta nasyid Hadad Alwi, yah...
(Pak Agus – Itchi)

Comment of (0813-4661xxxx) :
Asw. Wr. Wb. Ana lagi, kalo menurut ana, lebih setuju kalo jalan kaki karena menyehatkan badan apalagi kalo kita sambil berdzikir, itu juga menyehatkan hati, lho...
(Taufiq)


Minder itu nikmat, lho...
1 Jumadil Awal 1428 H / 18 Mei 2007 M

Comment of (0815-2035xxxx) :
Ass. Ni Ifa pernah minder coz teman-teman sering menyinggung masalah suku dan saya sempat juga sih minder tapi saya bersyukur karena terjaga dari pergaulan yang tidak baik tapi kalo urusan kebaikan saya tetap semangat n yakin slalu Allah Yang Maha Mengetahui Segalanya. To mbak Azizah, syukron. W3.
(Ifa)

Prestasi milik kita juga
2 Jumadil Awal 1428 H / 19 Mei 2007 M

Missed call : 0813-7596xxxx, 0852-4713xxxx, 0542-5612xxx

Asw. Kaihal? Bikhoir? Ana di Itchi baik sekali khabarnya. Kalau orang mau berprestasi kita harus jadikan orang-orang di sekeliling kita menjadi motivasi untuk maju dan selalu positiv thinking bahwa kita mampu. Masak insan BI-Q aja yang mampu, pasti kan sobat muslim mau InsyaAllah bisa meraih prestasi juga. Jazakillah. W3. Iin di Itchi. Lam ta’aruf untuk ukhti Nila.
(Ibu Iin – Itchi)

Jawaban :
Benar ibu, prestasi harus diraih oleh semua orang tiada terkecuali, jika kita tidak malas dan suka menunda-nunda. Sebelum datangnya kesuksesan pasti ada kesulitan dahulu, bukan. Lam kembali dari ukhti Nila...jazakillah.

Sederhana

Comment by phone : 0813-7596xxxx, 0542-765xxx

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Ukhti sederhana ala zaman sekarang adalah mencakup segala hal. Yaitu penekanan dalam pemakaian sesuatu. Apalagi kalo tidak untuk berkaitan dengan ibadah. ‘ afwan minkum. W3.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0813-7596xxxx) :
Ass. Ukhti Azizah apa kabar? Lagi shaum ya...? oh ya gimana sih ukuran sederhana itu?
(Zein)

Jawaban :
Ukuran sederhana tidak bisa disamakan antara satu sama yang lain. Karena setiap diri kita mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Sederhana menurut yang kaya belum tentu sama dengan yang biasa-biasa saja. Namun, bukan berarti identik dengan kemiskinan. Sederhana mengandung pesan, bahwa kita menggunakan segala sesuatunya untuk benar-benar sebagai kebutuhan kita bukan untuk pamer atau gengsi atau ikut-ikutan. Tetapi benar-benar kebutuhan itu sesuai untuk membantu memperingan pekerjaan kita, sehingga tidak ada yang mubadzir atau tidak terpakai hanya karena keinginan untuk ikut-ikutan saja, misalnya.
Afwan, semoga berkenan...jazakallah.


Penggusuran
5 Jumadil Awal 1428 H / 22 Mei 2007 M

Missed call : 0852-1501xxxx

Comment of (0815-2049xxxx) by phone :
Minta agar penggusuran untuk lokalisasi Manggar itu dapat dihentikan, karena malah merusak warga-warga yang di Itchi. Saat kami di sini sedang dalam tahap pembangunan pendidikan dan agama, malah dijejali dengan keadaan tersebut. Agar diperhatikan hal ini demi masa depan generasi-generasi kita.
(no name)

Comment of (0852-5062xxxx) :
Menjamurnya tempat maksiat seperti lokalisasi yang dilegalkan pemerintah buruknya sistem atau banyaknya rakyat miskin itu semua adalah wajah pemerintah sesungguhnya.
(Juliah)

Comment of (0542-7110xxx) :
Ass. Untuk relokalisasi Manggar di Itchi...sudah saatnya orang-orang yang mengaku Islam bangun untuk mengingatkan berdakwah kepada mereka yang bermaksiat. Bantu PEMKOT Balikpapan. Jangan kita diam saja.
(no name)

Bersahabat dengan orang tua

Comment of (0852-4719xxxx) :
Ass. Topiknya bagus banget!! Orang tua itu kadang terlalu protek so kalo ku mau ini, itu ga boleh pokoknya banyak banget alasannya ‘n kebanyakan orang tua itu slalu banding-banding kita sama orang lain.
(Yeni – SMKN 1)

Comment of (0852-4735xxxx) :
Ass. Kak Ajizah ana mau tanya kalo kita sering dikekang orang tua, seperti kita dilarang keluar rumah, apa ana harus tetap taati orang tua atau...
(no name)

Jawaban :
Alhamdulillah, mungkin tidak selamanya kita dilarang keluar rumah, bukan. Setiap orang tua pasti khawatir terhadap putra-putrinya, meskipun kita merasa diri kita telah dewasa. Tapi dewasa menurut kita, orang tua tetap menganggap kita anak kecil – karena kita adalah anak mereka.
InsyaAllah...di lain waktu kita bisa meminta ijin dengan lebih baik, mungkin suasananya juga belum mendukung waktu itu, meski orang tua kita sering mengekang kita karena pola pikir biasanya yang berbeda antara kita dengan mereka, tetap...kita harus taat kepada mereka selama dalam kebaikan dan dalam ridlo Allah SWT.

Komunikasi

Comment of (0812-5434xxx) :
Ass. Tapi bagaimana kita menyikapi komunikasi yang disalahgunakan?
(no name)

Comment of (0852-4719xxxx) :
Ass. Dengan maju teknologi di zaman sekarang kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja, tapi gimana dengan nasib kantor pos ya?
(no name)

Budaya konsumerisme

Comment of (0813-4709xxxx) :
Ass. Wr. Wb. Azizah, aq juga orangnya gak tahanan kalo jajanan, apalagi gorengan seperti sanggar dan ote-ote, tapi kadang aq tahan juga kok untuk gak beli, misalnya gak punya uang. Tapi jajanan yang kusebut tadi produk Indonesia, bolehkan kapan-kapan kubeli lagi? Wassalam. Yusuf.
(Yusuf)

Comment of (0812-5434xxx) :
Ass. Saya paling tidak bisa nahan diri, kalo liat barang yang beda atau aneh-aneh, padahal jika dipikir barang tersebut tidak terlalu bermanfaat lho...akhirnya sia-sia deh...


Memaknai makna cinta yang sebenarnya

Missed call : 0852-4752xxxx, 0852-4750xxxx

Comment of (0852-4741xxxx) :
Ass. Ih bagus banget temanya. Banyak teman-teman dari saya bilang, kalo kita pacaran nanti membuat kita lebih semangat, lebih rajin belajar misalnya, kita boleh pacaran asal membuat kita lebih positif. Gimana kalo menurut mbak? ‘N gimana yang paling bagus buat nanggapinya, trims...
(no name)

Jawaban :
Tentu saja dalam Islam tidak ada istilah pacaran, ukhti. Yang ada adalah ta’aruf (perkenalan), itupun harus ada perantara agar tidak terjadi fitnah. Kemudian jika sudah sepakat, maka tentu saja bisa menentukan walimahnya – tapi tidak dengan waktu yang lama, karena dikhawatirkan akan malah merusak hati kita. Dan kalau tidak jadi pun, tidak akan ada masalah. Karena jika sobat muslim semuanya paham hal yang demikian, InsyaAllah itulah jalan yang lurus. Jadi, kesenangan dunia ini hanya menipu dan hanya sementara. Cinta yang abadi dan hakiki adalah pada Allah SWT.
Untuk menanggapi teman tersebut, katakan saja...hari gini masih pacaran, gak musiiim!
Berani katakan tidak, untuk sesuatu yang tidak diridloi oleh Allah.
InsyaAllah demikian...afwan wa jazakillah...

Comment of (0852-4697xxxx) :
Ass...mba, Dhana mau tanya nih. Ada aktivis dakwah yang sering berkomunikasi via telepon ‘n mereka bukan muhrim... mereka saling curhat, dan membicarakan masa depan mereka. Apa sikap mereka benar?
(Dhana – SMKN 1)

Jawaban :
Yang namanya insan tentu tidak luput dari kesalahan-kesalahan, pun termasuk di dalamnya aktivis dakwah. Jika komunikasi tersebut adalah untuk suatu kepentingan bersama (organisasi, misalnya) atau memang harus didiskusikan untuk ahlinya, tentu hal tersebut tidak akan membawa masalah. Asalkan komunikasi tersebut disaksikan oleh banyak saudara-saudara yang lainnya, tidak berduaan saja. Namun jika komunikasi tersebut, karena sesuatu yang tidak penting dan dipenting-pentingkan, tentu itu hal lain lagi...dan semoga kita semua tidak demikian. InsyaAllah...

Comment of (0819-5514xxx) :
Ukhti bagaimana mengalihkan rasa cinta kepada manusia yang terlalu berlebihan kepada lawan jenis dan bagaimana menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kita kepada manusia?
(no name)

Jawaban :
Tentunya kita diharuskan agar menjadi insan takwa, sabar dalam mematuhi segala suruhan-Nya dan sabar dalam meninggalkan larangan-Nya. Berikan keyakinan pada diri kita, di saat orang lain berpaling dari kita, Allah selalu mencintai kita dimanapun melalui segala kurnia-Nya. Baik kebahagiaan ataupun kesedihan, semua itu merupakan hikmah yang harus kita jadikan rasa syukur kepada-Nya. Meski kita bersalah, Allah selalu menerima kita dengan tangan terbuka...
Dan Allah menjanjikan sesuatu yang pasti ditepatinya berupa Jannah, bagi yang bisa melalui cinta-cinta yang tidak diridloi-Nya.
Berikan cinta kita hanya pada yang halal untuk kita cintai...suami, istri, keluarga, saudara-saudara seiman dan seakidah kita, dan pada masyarakat lainnya...hanya karena Allah SWT semata.

Comment of (0852-4697xxxx) :
Ass...menurut mba, sikap yang seperti apa yang sebaiknya dilakukan antara ikhwan dan akhwat?
(Dhana – SMKN 1)

Jawaban :
Sewajarnya...sekedarnya, karena kita bersaudara. Menjaga pandangan...dengan ini akan meneduhkan hati kita, InsyaAllah...

Dalam hal muamalah – yang Azizah ketahui, ada empat hal :

1.Dalam bidang kesehatan : seorang dokter / perawat muslimah bisa memeriksa atau mengobati seorang muslim. Begitu pula sebaliknya...apalagi jika terjadi bencana besar, tidak mungkin kita saling menunggu, yang penting niat kita...
2.Dalam bidang pendidikan : seorang guru muslimah bisa mengajar murid laki-laki, begitu pula sebaliknya.
3.Dalam jual beli : seorang muslimah dibolehkan berjualan dengan pembeli seorang muslim, begitupu sebaliknya.
4.Kemudian kithbah (meminang).
Silakan untuk menanyakan kepada yang lebih memahami mengenai hal ini, semoga kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan...

Comment of (0852-5056xxxx) :
Assalamu’alaikum warahmattullahi wabarakatuh. Buat ikhwan / akhwat dapat salam dari penghuni surga, salam yang harumnya melebihi kasturi, sejuknya melebihi embun pagi, salam hangat sinar mentari di waktu Dhuha, salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direngguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya,s alam penghormatan, kasih ‘n cinta coz Allah yang tak pernah pudar dalam segala musim. Semoga rahmat, berkah, lindungan Allah SWT selalu menyertai kita. Wassalam.
(Mujahid Muda)


Memberi maaf dan toleransi

Comment of (0813-4709xxxx) :
Ass. Ane berusaha jadi orang sabar, pemaaf, minta maaf jika ana mo marah ana lari ke kamar mencari poster yang bergambar macan, macan kan simbolnya bengis, garang, tak kenal ampun, jadi ana berimajinasi bahwa muka yang pemarah dan gak ada senyum dijauhi orang karena “menakutkan”, jika ana ceria ana cari poster kelinci, ternyata kelinci tu menyenangkan dan disukai orang, jadi ana sekarang agak sadar-sadar dikit ngaca ama kedua hewan tersebut. Yusuf. Thanks ya Azizah dah bacain. Wassalam.
(Yusuf)


Menjadi generasi yang dicintai

Comment of (0815-2049xxxx) :
Asw. Banyak para muda yang belum mandiri dan belum bisa menempatkan nama orang tua untuk pergaulan mereka. Contoh : dalam suatu situasi mereka membuat kesalahan, mereka akan mengandalkan orang tua mereka untuk menyelesaikan masalah mereka. Dan mereka kebanyakan akan balik bertanya : kenapa kenakalan-kenakalan kami yang dibahas sedangkan kenakalan orang tua nggak?? W3.
(Ibu Iin – Itchi)

Comment of (0852-4748xxxx) :
Saya jadi ingat, anak-anak di Jabalussalam yang selalu ditanamkan motto ‘sholeh, kreatif dan ceria’ semoga anak-anak itu, semua anak Indonesia bisa seperti itu. Menjadi generasi yang menggantikan bukan tergantikan.
(Mbak Eka)

Mencintai pekerjaan kita

Comment of (0813-4776xxxx) :
Ass. Ukhti Azizah yang slalu dirahmati Allah, lam ukhuwah dari Risma. Alhamdulillah ana sudah kerja. Tapi selama ana kerja perasaan ana slalu merasa salah, jadi setiap ana mo pergi kerja selalu was-was ‘n takut.
(Risma)

Jawaban :
InsyaAllah sudah ane jawab panjang lebar via SMS ke anti. Semoga berkenan...dan dimudahkan.

Bagaimana kita memanfaatkan waktu luang?

Comment of (0852-5044xxxx) :
Ass. Kak Azizah. Lagu yang reffnya ‘ baru kusadari bahwa hidup ini tiada yang kekal abadi...’ judulnya pa ya? Syukron. Kalo bisa diputarkan...
(no name)

Jawaban :
Itu nasyid miliknya HARD dengan judul ‘baru kusadari’ feat Ikang Fawzy.

Comment of (0852-4709xxxx) :
BI-Q FM alamatnya di mana? Masa menunggu adalah menjemukan tapi bila diselingi dengan membaca dan mendengarkan BI-Q FM akan lebih terarah dan hilang kejenuhannya.

Jawaban :
Alhamdulillah, semoga kami bisa memberikan yang terbaik. Mohon do’anya untuk kami...
Studio BI-Q sedang dalam tahap renovasi dan masih dalam perbaikan teknisi. Studio BI-Q berencana akan pindah ke Gedung BIEC di Klandasan, sedangkan sekretariat kami saat ini masih di PUSKIB (Pusat Kegiatan Islam Balikpapan). Dan nantinya sekretariat beserta studio akan menjadi satu di Gedung BIEC tersebut. Jazakallah...

Comment of (0852-4740xxxx) :
Assalamu’alaikum, ukh apa kabar? Ne Mu-Mus, gini ukh, ana kan dah lulus kuliah but belum kerja, so waktu luangnya banyak banget, selain qu hunting-hunting kerjaan qu juga baca-baca buku tapi kadang-kadang bosen juga neh baca buku mlulu. Ukht ada masukan buat ngisi waktu luang agar jadi ada manfaatnya ga sia-sia?
(Mu-Mus)

Jawaban :
InsyaAllah sudah ane jawab ketika siar. Semoga dapat bermanfaat alternatifnya...
Afwan jika tidak dapat tertulis di sini, jazakillah...


Mencari ilmu, mencari jalan ke surga

Comment of (0542-3924xx) by phone :
Bahwa kita sebagai pembelajar, pencari ilmu adalah ibarat seperti gelas. Yang pertama, gelas itu tidak bocor sehingga bisa menampung apa yang akan dituangkan ke dalam gelas. Yang kedua gelas tersebut mau menampung apa yang diberikan oleh teko dengan tulus ikhlas, untuk sesuatu yang baik.
Yang ketiga, gelas tersebut tingginya tidak melebihi teko, agar memudahkan untuk menerima tuangan dari isi teko dan juga menandakan bahwa gelas tersebut senantiasa berada dalam kerendahan hati – ketika banyak yang sudah didapatkan, maka ia tidak akan sombong dan menyia-nyiakan ilmu yang sudah didapatnya.
(Ida – Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA))


Comment of (0542-7121xxx) :
Ada obat nggak sih untuk bisa mengingat pelajaran dan juga hapalan kita?
(no name)

Jawaban :
Tentu saja jika kita tidak malas, InsyaAllah kita bisa berprestasi, dan tadi juga sudah ane berikan tips-tips agar memudahkan kita dalam belajar, salah satunya kita bangun pagi ketika Subuh dan InsyaAllah saat itu pikiran masih fresh sehingga mudah untuk mengingat. Jangan lupa untuk berdo'a terlebih dahulu ya...
Sukses...


~ Ada apa dengan zodiak...?
Penyiar : Azizah dan Nilu
7 Jumadil Akhir 1428 H / 22 Juni 2007 M

Comment of (0819-5514xxx) :
Aswwb. Adanya sifat ‘tingkah laku’ kejadian yang sama dengan zodiak itu sebenarnya bukan karena zodiaknya, tapi memang mungkin karena orangnya memang mempunyai karakter / sifat demikian.
(no name)

Comment of (0813-5008xxxx) :
Ass. Ukhti-ukhti yang sholihah, menurut ana kalo manusia percaya ama zodiak, berarti qt tidak percaya lagi ama Allah (naudzubillah banget) jadi buat sobat jangan percaya ama zodiak! Walaupun itu cuma iseng-iseng mau liat aja, jangan coba dech!!
Don’t belief zodiak! Puterin nasyidnya Do’a seorang kekasih n Hijrah dari Bestari. Nadia.
(Nadia)

Comment of (0852-4727xxxx) :
Ass...uuughz cwape deh, hehe...ih gak jaman banget kalo ada yang percaya ma Zodiak...adapun kalopun ada yang sama itu mah kebetulan aja...
(Ozan)

30 Hari Mencari Jati Diri

Untuk tema ini, Azizah tidak banyak memberikan tulisan. Hanya point-point utama yang terdapat pada buku yang Azizah rekomendasikan ini, hehe...
Subhanallah, isinya sangat menginspirasi sekali. Untuk yang penasaran, mendingan segera beli bukunya di toko-toko buku Islami di wilayah sobat muslim semua.

OK...selamat mencari-cari ya...

Judul buku : 30 hari mencari jati diri
Penulis : Aris Ahmad Jaya
Hp & email : 0818-1014-46 / abcobogor@yahoo.com atau aris_abco@yahoo.com
Penerbit : Pustaka Inti

Hari ke-1 Konsep diri sang pemenang sejati
Hari ke-2 Nilai diri untuk hargai diri
Hari ke-3 Pecahkan rekor pribadi
Hari ke-4 Siap menempa diri
Hari ke-5 Peluang di dalam masalah atau masalah di dalam peluang
Hari ke-6 Sulit tapi bisa
Hari ke-7 Berani mengambil resiko
Hari ke-8 Fokus
Hari ke-9 Komitmen dan sabar
Hari ke-10 Perintahkan diri sebelum diperintahkan orang lain
Hari ke-11 Jadilah diri Anda sendiri
Hari ke-12 Buatlah keputusan
Hari ke-13 Siap menerima konsekuensi apapun atas keputusan Anda
Hari ke-14 Belajarlah dari kesalahan Anda sendiri
Hari ke-15 Makna bahagia
Hari ke-16 Makna masalah dan hambatan
Hari ke-17 Makna rasa takut
Hari ke-18 Makna pengorbanan
Hari ke-19 Makna ketekunan
Hari ke-20 Makna kerja keras
Hari ke-21 Memaknai kegagalan
Hari ke-22 Karakter pemenang sejati
Hari ke-23 Bisa tidak bisa harus bisa
Hari ke-24 Makna kejujuran